Saturday, September 28, 2013

Ilmu Sosial Dasar

Pendahuluan
1.1 Definisi Ilmu Sosial Dasar
Ilmu Sosial Dasar adalah pengetahuan yang mecakup masalah-masalah sosial. Pengertian-pengertian dari masalah-masalah sosial dapat dijelaskan dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial seperti: sejarah, ekonomi, geografi sosial, sosiologi, antropologi, psikologi sosial. Ilmu Sosial Dasar merupakan suatu bahan studi atau program pengajaran yang dibuatkan untuk kepentingan pendidikan/pengajaran yang diberikan di perguruan tinggi di Indonesia. Ilmu Sosial Dasar diberikan dalam rangka usaha untuk memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep untuk mengkaji gejala-gejala sosial agar daya tanggap, persepsi, dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosialnya dapat ditingkatkan sehingga lebih peka terhadapnya.
Ilmu Sosial Dasar bukan merupakan gabungan dari ilmu-ilmu sosial yang dipadukan, karena masing-masing sebagai disiplin ilmu memiliki obyek dan metode ilmiahnya sendiri-sendiri. Ilmu Sosial Dasar juga bukan merupakan disiplin ilmu tersendiri, karena Ilmu Sosial Dasar tidak mempunyai obyek dan metode ilmiah tersendiri dan juga tidak mengembangkan suatu penelitian sebagai mana suatu disiplin ilmu, seperti ilmu-ilmu sosial di atas.

1.2 Tujuan Mempelajari Ilmu Sosial Dasar
Dikarenakan Ilmu Sosial Dasar merupakan mata kuliah dasar umum, maka tujuan mahasiswa mempelajari Ilmu Sosial Dasar antara lain:
a. Memahami dan menyadari adanya kenyataan-kenyataan sosial dan masalah-masalah sosial yang ada dalam masyarakat.
b. Peka terhadap masalah-masalah sosial dan tanggap untuk ikut serta dalam usaha-usaha menanggulanginya.
c. Menyadari bahwa setiap masalah sosial yang timbul dalam masyarakat selalu bersifat kompleks dan hanya dapat mendekatinya mempelajarinya secara kritis-interdisipliner.
d. Memahami jalan pikiran para ahli dari bidang ilmu pengetahuan lain dan dapat berkomunikasi dengan mereka dalam rangka penanggulangan masalah sosial yang timbul dalam masyarakat.

1.3 Tiga Kelompok Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan dapat dikelompokan menjadi tiga yaitu, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, dan Ilmu Pengetahuan Budaya. Berikut adalah penjelasannya:
a. Ilmu Pengetahuan Alam adalah istilah yang digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu dimana obyeknya adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku kapan pun dimana pun.
b. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah sekelompok disiplin akademis yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya.
c. Ilmu Pengetahuan Budaya adalah ilmu-ilmu pengetahuan yang dianggap bertujuan membuat manusia lebih manusiawi, dalam arti membuat manusia lebih berbudaya. Kategori yang tergolong dalam ilmu ini seperti (Teologi, Filsafat, Hukum, Sejarah, Filologi, Bahasa, Budaya & Linguistik (Kajian bahasa), Kesusastraan, Kesenian, Psikologi).

1.4 Perbedaan Ilmu Sosial Dasar dan Ilmu Pengetahuan Sosial
a. Ilmu Sosial Dasar diberikan di Perguruan Tinggi, sedangkan Ilmu Pengetahuan Sosial diberikan di Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan.
b. Ilmu Sosial Dasar merupakan satu mata kuliah tunggal, sedangkan Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan kelompok dari sejumlah mata pelajaran (untuk sekolah lanjutan).
c. Ilmu Sosial Dasar diarahkan kepada pembentukan sikap dan kepribadian, sedangkan Ilmu Pengetahuan Sosial diarahkan kepada pembentukan pengetahuan dan keterampilan intelektual.

1.5 Persamaan Ilmu Sosial Dasar dan Ilmu Pengetahuan Sosial
a. Keduanya merupakan bahan studi untuk kepentingan program pendidikan/pengajaran.
b. Keduanya bukan disiplin ilmu yang berdiri sendiri.
c. Keduanya mempunyai materi yang terdiri dari kenyataan sosial dan masalah sosial.

1.6 Ruang Lingkup Ilmu Sosial Dasar
Ilmu Sosial Dasar terdiri atas masalah-masalah sosial. Agar masalah-masalah sosial tersebut dapat ditelaah, hendaknya terlebih dahulu kita dapat mengidentifikasi kenyataan sosial dan memahami sejumlah konsep sosial tertentu. Sehingga bahan pelajaran Ilmu Sosial Dasar dapat dibedakan atas 3 golongan yaitu:
a. Kenyataan-kenyataan sosial yang ada dalam masyarakat ditanggapi dengan tanggapan yang berbeda-beda oleh para ahli ilmu-ilmu sosial karena adanya perbedaan latar belakang disiplin ilmu atau sudut pandangannya.
b. Konsep-konsep sosial atau pengertian-pengertian tentang kenyataan-­kenyataan sosial dibatasi pada konsep dasar atau elementer saja yang sangat diperlukan untuk mempelajari masalah-masalah sosial yang dibahas dalam Ilmu Pengetahuan sosial. 
c. Masalah-masalah sosial yang timbul dalam masyarakat, biasanya terlibat dalam berbagai kenyataan-kenyataan sosial yang antara satu dengan lainnya saling berkaitan.
Konsorsium Antar Bidang telah menetapkan bahwa perkuliahan Ilmu Sosial Dasar terdiri dari 8 (delapan) pokok bahasan, maka ruang lingkup perkuliahan Ilmu Sosial Dasar diharapkan mempelajari dan memahami adanya: 
1. Berbagai masalah kependudukan dalam hubungannya dengan perkembangan masyarakat dan kebudayaan.
2. Masalah individu, keluarga, dan masyarakat.
3. Masalah pemuda dan sosialisasi.
4. Masalah hubungan antara warga negara dan negara.
5. Masalah pelapisan sosial dan kesamaan derajat.
6. Masalah masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan.
7. Masalah pertentangan-pertentangan sosial dan integrasi.
8. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.


Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan
2.1 Perkembangan Penduduk Dunia
Perkembangan penduduk dunia dapat dilihat pada tabel berikut yang menunjukkan perkembangan penduduk dunia dari tahun 1830 sampai 2006.
Tahun
Jumlah penduduk
Perkembangan pertahun
1830
1 milyard
-
1930
2 milyard
1%
1960
3 milyard
1,7%
1975
4 milyard
2,2%
1987
5 milyard
2%
1996
6 milyard
2%
2006
7 milyard
2%
  
2.2 Faktor-faktor Demografi Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk
Terdapat aspek-aspek kehidupan yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, yaitu aspek sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, dan sebagainya. Dengan begitu, maka bertambahlah sistem mata pencaharian hidup menjadi lebih kompleks. Umumnya ada tiga faktor utama demografi yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, di antaranya sebagai berikut:
1. Kelahiran (Fertilitas)
Kelahiran adalah istilah dalam demografi yang mengindikasikan jumlah anak yang dilahirkan hidup, atau pengertian lainnya adalah hasil produksi yang nyata dari manusia. Berikut ini penjelasan mengenai pengukuran fertilitas:
a. Pengukuran fertilitas tahunan adalah pengukuran kelahiran bayi pada tahun tertentu dihubungkan dengan jumlah penduduk pada tahun tersebut. Adapun ukuran-ukuran fertilitas tahunan adalah sebagai berikut:
     - Tingkat fertilitas kasar (crude birth rate) adalah banyaknya kelahiran hidup pada satu tahun tertentu tiap 1000 penduduk.
     - Tingkat fertilitas umum (general fertility rate) adalah jumlah kelahiran hidup per 1000 wanita usia reproduksi (usia 14-49 atau 14-44 tahun) pada tahun tertentu.
     - Tingkat fertilitas menurut umur (age specific fertility rate) adalah perhitungan tingkat fertilitas perempuan pada tiap kelompok umur dan tahun tertentu.
     - Tingkat ferlititas menurut ukuran urutan penduduk (birth order specific fertility rate) adalah perhitungan fertilitas menurut urutan kelahiran bayi oleh wanita pada umur dan tahun tertentu.
b. Pengukuran fertilitas komulatif adalah pengukuran jumlah rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan hingga mengakhiri batas usia suburnya. Ada pun ukurannya adalah:
     - Tingkat fertilitas total adalah jumlah kelahiran hidup laki-laki dan perempuan jumlah tiap 1000 penduduk yang hidup hingga akhir masa reproduksinya dengan catatan tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya dan tingkat fertilitas menurut umur tidak berubah pada priode waktu tertentu.
     - Gross reproduction rate adalah jumlah kelahiran bayi perempuan oleh 1000 perempuan sepanjang masa reproduksinya dengan catatan tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa produksinya.
2. Kematian (mortalitas)
Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian umumnya karena akibat yang spesifik pada suatu populasi. Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per 1000 individu per tahun, hingga rata-rata mortalitas sebesar 9,5 berarti pada populasi 100.000 terdapat 950 kematian per tahun.
3. Perpindahan (migrasi)
Migrasi adalah peristiwa berpindahnya suatu makhluk hidup dari suatu tempat ke tempat lainnya. Dalam banyak kasus makhluk hidup bermigrasi untuk mencari sumber cadangan makanan yang baru untuk menghindari kelangkaan yang mungkin terjadi karena datangnya musim dingin atau karena populasi yang terlalu banyak.

2.3 Rumus Kematian Kasar
Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate/CDR) adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian per 1000 penduduk pada pertengahan tahun tertentu di suatu wilayah tertentu. Ada pun rumusnya sebagai berikut:
CDR = D/P x K
Dimana:
CDR = Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar)
D = Jumlah kematian pada tahun tertentu
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K = Bilangan konstan 1000

2.4 Rumus Kematian Khusus
Angka Kematian Khusus (Age Specific Death Rate/ASDR) adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap 1000 penduduk pada golongan umur tertentu dalam waktu satu tahun. Ada pun rumusnya sebagai berikut:
ASDR(x) = D(x)/P(x) x K
Dimana:
ASDR(x) = Angka Kematian Khusus (Age Specific Death Rate) pada umur tertentu (x)
D(x) = Jumlah kematian pada umur tertentu selama satu tahun
P(x) = Jumlah penduduk pada umur tertentu
K = Bilangan konstan 1000

2.5 Pengertian Migrasi
Migrasi adalah peristiwa berpindahnya suatu makhluk hidup dari suatu tempat ke tempat lainnya. Dapat juga diartikan migrasi merupakan perpindahan penduduk dari suatu tempat/wilayah ke tempat/wilayah lain dengan berbagai alasan tertentu demi kelangsungan hidupnya. Dalam banyak kasus makhluk hidup bermigrasi untuk mencari sumber cadangan makanan yang baru untuk menghindari kelangkaan yang mungkin terjadi karena datangnya musim dingin atau karena populasi yang terlalu banyak. Adapun faktor-faktor maitu melakukan imigrasi, antara lain faktor ekonomi, politik, sosial, budaya, bencana alam, dan keamanan.

2.6 Macam-macam Migrasi
Migrasi dapat dibedakan berdasarkan suatu letak dan juga keamanan individual. Migrasi dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Migrasi Internasional
Migrasi internasional adalah suatu perpindahan penduduk dari satu negara ke negara lain. Migrasi internasional dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
a. Imigrasi adalah datangnya penduduk dari suatu negara ke negara lain dengan tujuan menetap atau ada sebuah pekerjaan yang memaksakan menetap di negara tersebut. Orang yang telah banyak melakukan imigrasi disebut imigran.
b. Emigrasi adalah keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain.
c. Remigrasi adalah kembalinya imigran ke negara asalnya.
2. Migrasi Nasional
Migrasi nasional atau internal adalah perpindahan penduduk di dalam satu Negara. Migrasi nasional dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
a. Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota dengan tujuan menetap.
b. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari wilayah yang padat penduduknya ke wilayah yang jarang penduduknya.
c. Fultralisasi adalah perpindahan penduduk kota ke desa dengan tujuan menetap.

2.7 Proses-proses Migrasi
Adanya wilayah yang memiliki suatu nilai lebih menyebabkan banyak orang/penduduk pergi ke wilayah itu. Proses-proses migrasi penduduk dari daerah asal ke daerah tujuan antara lain:
1. Dalam memilih daerah tujuan para imigran cenderung memilih daerah yang terdekat dengan daerah asal.
2. Kurangnya kesempatan kerja di daerah asal dan adanya kesempatan kerja didaerah tujuan merupakan salah satu alasan seseorang melakukan imigrasi.
3. Informasi yang positif dari sanak saudara, kerabat tentang daerah tujuan, merupakan sumber informasi yang penting dalam pengambilan keputusan seseorang untuk berimigrasi.
4. Informasi yang negatif yang datang dari daerah tujuan, menyebabkan orang enggan untuk berimigrasi.
5. Makin besar pengaruh daerah perkotaan terhadap seseorang, makin tinggi frekuensi mobilitas orang tersebut.
6. Makin tinggi pendapatan seseorang, makin tinggi frekuensi mobilitas orang tersebut.
7. Seseorang akan memilih daerah tujuan dimana terdapat sanak saudara atau kenalan yang berada di daerah tersebut.
8. Migrasi masih akan terjadi apabila di suatu daerah ada bencana alam.
9. Orang yang berumur muda dan belum berumah tangga lebih banyak mengadakan mobilitas daripada orang yang sudah berusia lanjut dan berstatus kawin.
10. Makin tinggi pendidikan seseorang, makin banyak melaksanakan mobilitas penduduk.

2.8 Akibat Migrasi
a. Akan terjadi pertikaian di dalam suatu kota yang dikarenakan banyaknya orang yang bersuku tidak sama, perbedaan sosial budaya, pola pikiran yang tidak sepaham, adab tutur kata yang tidak sama, dan memandang suatu nilai orang.
b. Rawan terjadi bencana alam, karena apabila imigran datang tentu saja mereka mencari tempat tinggal, maka lahan penghijauan pun menjadi sasaran untuk dibuat perumahan sehingga untuk resapan air pun berkurang dan bisa terjadi bencana alam banjir juga wabah penyakit.
c. Kesehatan menjadi harga yang lebih mahal di dalam kota migrasi karena makin banyak imigran yang datang dengan membawa alat kendaraannya dan juga elektronik yang mempunyai radiasi dan polusi.
d. Area pemakanan yang berkurang karena lahan yang seharusnya dijadikan tempat pemakaman, dijadikan fasilitas umum seperti mall dan bangunan lainnya.
e. Lahan pekerjaan yang sempit karena banyaknya orang yang mau menetap di kota migrasi dengan mencari uang tetapi sudah banyaknya lahan pekerjaan yang diambil orang dan juga peluang bisnis yang area penjualannya sangat sempit.

2.9 Tiga Jenis Struktur Penduduk
Penduduk di dalam suatu negara yang mempunyai wilayah yang luas dan juga banyak jumlahnya di dalam negara tersebut dapat dikelompokkan pada kriteria-kriteria tertentu. Biasanya dalam pengelompokan itu, kriteria yang diambil kebanyakan adalah umur, jenis kelamin, mata pencaharian, dan tempat tinggal. Ada 3 jenis struktur yang dipakai dalam suatu negara atau wilayah yang dikelompokkan berdasarkan umur yaitu:
1. Struktur penduduk muda adalah apabila suatu wilayah atau negara sebagian besar panduduknya muda. Struktur ini dimulai dengan umur 0-14 tahun.
2. Struktur penduduk dewasa adalah apabila suatu wilayah atau negara sebagian besar panduduknya dewasa. Struktur ini dimulai dengan umur 15-64 tahun.
3. Struktur penduduk tua adalah apabila suatu wilayah atau negara sebagian besar panduduknya tua. Struktur ini dimulai dari umur 65 tahun ke atas.

2.10 Piramida Penduduk Stasioner, Muda, dan Tua
1. Piramida Penduduk Stasioner
Suatu wilayah memiliki angka kelahiran dan angka kematian yang sama-sama rendah (seimbang). Contohnya adalah negara-negara Eropa Barat. Bentuk piramida stasioner terjadi jika jumlah penduduk pada tiap kelompok umur (muda, dewasa, dan tua) relatif seimbang. Bentuk piramida ini dicirikan dengan bentuk yang relatif sama atau rata di tiap kelompok umur. Pada umumnya, bentuk piramida semacam ini terdapat di negara-negara Eropa yang telah lama maju serta mempunyai tingkat kelahiran dan tingkat kematian yang rendah.
2. Piramida Penduduk Muda
Bentuk piramidanya terjadi jika jumlah penduduk pada kelompok umur muda lebih banyak dibanding kelompok umur lainnya. Perbandingannya antara jumlah penduduk umur 0-14 tahun dengan jumlah penduduk umur 15-64 tahun.
3. Piramida Penduduk Tua
Bentuk piramidanya terjadi jika jumlah penduduk pada kelompok umur tua lebih banyak dibanding kelompok umur lainnya. Perbandingannya antara jumlah penduduk umur 65 tahun ke atas dengan jumlah penduduk umur 15-64 tahun.

Piramida pertama merupakan piramida penduduk bentuk kerucut atau limas yang menunjukkan pertumbuhan penduduk yang cepat karena terjadi penurunan tingkat kelahiran bayi dan anak-anak, tetapi tingkat fertilitas masih tinggi. Piramida pertama merupakan  piramida penduduk muda. Piramida kedua merupakan piramida penduduk bentuk pucuk granat yang menunjukkan angka kelahiran dan tingkat kelahiran yang rendah. Piramida kedua merupakan  piramida penduduk stasioner. Pramida ketiga merupakan piramida penduduk bentuk kepala nisan yang menunjukkan tingkat kelahiran mengalami penurunan yang tajam dan tingkat kematian yang sangat rendah. Piramida ketiga merupakan  piramida penduduk tua.

2.11 Perkembangan Budaya di Indonesia
Seiring berjalannya waktu dan seiring pesatnya perkembangan jaman, perkembangan budaya di suatu negara menunjukkan adanya perubahan dan kehidupan berbudaya dalam suatu negara. Perkembangan budaya di Indonesia pada era globalisasi ini semakin menunjukkan data dan bukti yang cukup bahwa di Indonesia pun mengalami perubahan dan perkembangan. Baik masuknya budaya asing ke Indonesia dan juga masih terjaganya tradisi dan budaya asli yang melekat sebagai identitas bangsa Indonesia yang tumbuh sejak jaman dahulu yang dilestarikan oleh para leluhur bangsa Indonesia. Kemajuan ilmu teknologi dan informasi juga merupakan faktor penting dalam perkembangan budaya di Indonesia. Sebab pada era modern seperti sekarang, informasi dan komunikasi berkembang pesat antara pengguna teknologi, baik melalui internet, sosial media, dan berita luar negeri. Kemajuan IPTEK inilah yang seharusnya dapat kita waspadai apabila budaya asli kita orang Indonesia akan tergantikan dengan budaya bangsa asing yang terus-menerus datang seiring berjalannya waktu. Kita pun harus segera bisa untuk mengantisipasi dan menyaring budaya asing yang sesuai dengan budaya asli Indonesia. Karena apabila kebudayaan kita yang telah hidup selama bangsa Indonesia berdiri hilang tergerus budaya asing, maka hilanglah pula identitas bangsa Indonesia sebagai bangsa dengan seribu etnik dan kesenian.
a. Kebudayaan Hindu-Budha
Agama hindu masuk ke Indonesia pada abad ke-3 dan ke-4, tepatnya di Pulau Jawa. Perpaduan atau akulturasi antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan. Sekitar abad ke-5 ajaran budha masuk ke Indonesia, khususnya ke Pulau Jawa. Agama budha dapat dikatakan berpandangan lebih maju dibandingkan hinduisme, sebab budhisme tidak menghendaki adanya kasta-kasta dalam masyarakat. Walaupun demikian, kedua agama itu khususnya di Pulau Jawa tumbuh dan berdampingan secara damai. Baik penganut hinduisme maupun budhisme masng-masing menghasilkan karya-karya budaya yang bernilai tinggi dalam seni bangunan, arsitektur, seni pahat, seni ukir, maupun seni sastra, seperti tercermin dalam bangunan, relief yang diabadikan dalam candi-candi di Jawa Tengah maupun di Jawa Timur diantaranya yaitu Borobudur, Mendut, Prambanan, Kalasan, Badut, Kidal, Jago, Singosari, dll.
b. Kebudayaan Islam
Agama islam dikembangkan di Indonesia pada abad ke-15 dan ke-16 oleh para pemuka-pemuka islam yang disebut Walisongo. Titik penyebaran agama islam pada abad itu terletak di Pulau Jawa. Masuknya agama Islam ke Indonesia berlangsung secara damai. Hal ini dikarenakan ajaran Islam tidak bersifat memaksa.
Pada abad ke-15, ketika kejayaan maritim Majapahit mulai surut, berkembanglah negara-negara pantai yang dapat memegang kekuasaan dan kewibawaan Majapahit yang berpusat pemerintahan di pedalaman. Negara-negara yang dimaksud adalah Negara Malaka di Semenanjung Malaka, Negara Aceh di ujung Sumatera, Negara Banten di Jawa Barat, Negara Demak di Pesisir Utara Jawa Tengah, dan Negara Goa di Sulawesi Selatan. Proses perkembangan negara-negara tersebut dikendalikan oleh pedagang. Pedagang kaya dan golongan bangsawan kota-kota pelabuhan telah terpengaruh dan menganut agama islam. Agama Islam mempunyai pengaruh yang mendalam dalam kehidupan penduduk di daerah yang bersangkutan. Misalnya Aceh, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatera Timur, Sumatera Barat, dan Pesisr Kalimantan.


2.12 Perkembangan Budaya Barat
Teknologi informasi atau IPTEK yang mengalami kemajuan memang tidak dapat dihindarkan lagi. Pada jaman dengan kemajuan teknologi informasi yang modern ini, setiap orang berinteraksi melalui berbagai macam perangkat teknologi yang sudah menjamur dimana-mana. Karena kemajuan IPTEK yang pesat inilah, daya dan kekuatan untuk mencegah punahnya budaya asli di Indonesia pun berkurang dan bahkan sesekali hilang. Kebudayaan masyarakat asli Indonesia yang harusnya dari generasi ke generasi tetap terjaga dan teramalkan, sampai sekarang rasanya untuk mempertahankan budaya asli kita dari invasi budaya barat pun terasa sangat sulit diwijudkan. Apalagi untuk sekedar tahu dan ingat saja pun kadang banyak orang yang tidak peduli.
Kemajuan dalam era modern memang diperlukan. Tetapi bukan dengan yang namanya modern lalu sesuatu yang  terdahulu itu dilupakan. Kita harus tetap menanam dan mempertahankan apa yang sudah kita punya dari dahulu sebagai identitas bangsa Indonesia. Sepertinya rakyat Indonesia lebih menyukai budaya bangsa barat yang berasaskan kebebasan yang sebebas-bebasnya, dengan meniru adab berpakaian mereka yang bebas atau meniru kebiasaan budaya barat seperti menenggak alkohol tanpa aturan.
Dengan masuknya kebudayaan barat ke Indonesia, di samping efek negatifnya, kita juga dapat mengambil efek positifnya. Berikut ini adalah yang seharusnya kita dapat pahami dari masuknya kebudayaan barat di Indonesia:
a. Industry Development atau Perkembangan Industri Barat. Kita dapat mencontoh industri transportasi dan komunikasi mereka sebagai sarana membangun bangsa menjadi lebih kuat dan lebih bisa memajukan ekonomi bangsa Indonesia sendiri, dengan menggunakan tenaga dalam negeri untuk membangun industri dalam tujuan mengurangi pengangguran yang ada di Indonesia.
b. Perubahan Pola Berpikir dan Sikap. Dampak dari modernisasi dan globalisasi dari banga barat seharusnya bisa mengubah pola pikir bangsa Indonesia dari yang Irrasional menjadi Rasional. Dengan tujuan untuk berpola pikir secara maksimal guna menjadikan fondasi yang kuat bagi bangsa Indonesia yang bermanfaat untuk kemajuan dan kehidupan rakyat Indonesia.
c. Kemajuan IPTEK. Kemajuan teknologi informasi dengan penyaringan yang baik dapat menimbulkan peranan aktif dalam membangun bangsa. Karena berkat inovasi dalam teknologi, kita mendapat kemudahan dalam masyakat untuk mengatasi masalah dan memotivasi untuk lebih maju.
Selain dampak positif, tentu ada juga dampak negatifnya antara lain:
a. Adanya kesenjangan sosial. Masyarakat cenderung individualisme karena mereka sudah merasa mempunyai sarana, yaitu teknologi sendiri dan tidak membutuhkan bantuan orang lain dalam kehidupannya.
b. Banyak barang impor di Indonesia. Barang produksi luar negeri yang diimpor merajalela dalam pasar Indonesia. Dampaknya barang produksi dalam negeri menjadi kurang laku dan kurang banyak yang membeli.

Sumber: