Thursday, November 7, 2013

Individu, Keluarga, Masyarakat, Pemuda, dan Sosialisasi

A.   INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT

PERTUMBUHAN PENDUDUK
1.   Pengertian Individu
        Individu berasal dari kata latin individuum yang artinya tidak terbagi. Individu menekankan penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan hidup yang istimewa dan seberapa mempengaruhi kehidupan manusia (Abu Ahmadi, 1991: 23). Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tidak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan. Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya,melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya.
         Terdapat tiga aspek yang melekat sebagai persepsi terhadap individu, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan aspek-sosial yang bila terjadi kegoncangan pada suatu aspek akan membawa akibat pada aspek yang lainnya. Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan, pertama menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitasnya, kedua takluk terhadap kolektif, dan ketiga memengaruhi masyarakat (Hartomo, 2004: 64).
2.   Pengertian Pertumbuhan
             Pertumbuhan dapat dijelaskan sebagai perubahan kuantitatif pada materil sesuatu sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahan kuantitatif ini dapat berupa pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi tidak ada, dari kecil menjadi besar dari sedikit menjadi banyak, dari sempit menjadi luas, dan lain-lain.
          Pertumbuhan juga dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan menuju ke arah yang maju dan lebih dewasa. Para ahli yang menganut aliran asosiasi berpendapat, bahwa pertumbuhan pada dasarnya adalah proses asosiasi. Dapat dirumuskan bahwa proses asosiasi yaitu terjadinya perubahan pada seseorang secara tahap demi tahap karena pengaruh baik dari pengalaman atau empiris luar melalui panca indera yang menimbulkan sensasi maupun pengalaman dalam mengenai keadaan bathin sendiri yang menimbulkan reflexionis.
3.   Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk
         Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan penduduk. Beberapa faktor tersebut antara lain:
a.   Kematian (Mortalitas)
    Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran. Banyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian (pro mortalitas) dan faktor penghambat kematian (anti mortalitas).
b.   Kelahiran (Natalitas)
     Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran (anti natalitas) dan yang mendukung kelahiran (pro natalitas).
c.    Migrasi (Mobilitas)
      Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat lain. Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi internasional yang merupakan perpindahan penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga migrasi internal yang merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar wilayah satu negara saja.

FUNGSI KELUARGA
1.   Pengertian Keluarga
         Keluarga adalah sebuah lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah. Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut.
         Keluarga merupakan bagian masyarakat yang fundamental bagi kehidupan pembentukan kepribadian anak manusia. Hal ini diungkapkan Syarief Muhidin (1981:52) yang mengemukakan bahwa, “Tidak ada satupun lembaga kemasyarakatan yang lebih efektif di dalam membentuk keperibadian anak selain keluarga. Keluarga tidak hanya membentuk anak secara fisik tetapi juga berpengaruh secara psikologis”.
         Pendapat di atas dapat dimungkinkan karena keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi seorang anak manusia, di dalam keluarga seorang anak dibesarkan, mempelajari cara-cara pergaulan yang akan dikembangkannya kelak di lingkungan kehidupan sosial yang ada di luar keluarga. Dengan perkataan lain di dalam keluarga seorang anak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, baik kebutuhan fisik, psikis maupun sosial, sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Sedangkan menurut SD. Vembrianto dalam “Sosiologi Pendidikan” mengintisarikan tentang pengertian keluarga ini yaitu keluarga merupakan kelompok sosial kecil yang umumnya terdiri atas ayah, ibu, dan anak, hubungan sosial diantara anggota keluarga relatif  tetap dan didasarkan atas ikatan darah, perkawinan dan atau adopsi, hubungan antara anggota keluarga dijiwai oleh suasana efeksi dan rasa tanggung jawab.
2.   Fungsi Keluarga, Individu, dan Masyarakat
      Berikut akan diberikan penjelasan mengenai fungsi keluarga, individu, dan masyarakat. Fungsi berikut mencakup ketiga aspek tersebut, yaitu:
a.   Fungsi Afektif
Fungsi afektif adalah fungsi internal  keluarga sebagai dasar kekuatan keluarga. Di dalamnya terkait dengan saling mengasihi, saling mendukung ,dan saling menghargai antar anggota kelurga.
b.   Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah fungsi individu yang mengembangkan proses interaksi dalam keluarga dan masyarakat. Sosialisasi dimulai sejak lahir, keluarga dan masyarakat merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi.
c.    Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi adalah fungsi individu dan keluarga untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
d.   Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi adalah untuk memenuhi kebutuhan seluruh kebutuhan individu.
e.   Fungsi Perawatan Kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan adalah untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan dan merawat individu  yang mengalami masalah kesehatan.
f.    Fungsi Pendidikan
Orang tua sebagai anggota keluarga berfungsi untuk mendidik anak-anak, dengan menyekolahkan mereka sampai ke jenjang yang tinggi. Individu dari masyarakat sebagai sarana dalam menunjang proses pendidikan.
g.   Fungsi Religius
            Keluarga dan masyarakat juga berfungsi memperkenalkan agama atau keyakinan.
3.   Pengertian Masyarakat
      Masyarakat dalam bahasa inggris disebut society. Asal katanya socius yang berarti kawan. Adapun kata masyarakat berasal dari bahasa arab yang berarti berkumpul dan bekerja sama. Adanya saling berkumpul dan bekerjasama ini karena adanya bentuk-bentuk aturan hidup yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai perseorangan, melainkan oleh kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan, dan sebagainya, manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan dalm suatu masyarakat.

HUBUNGAN INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT
1.   Makna Individu
         Manusia sebagai makhluk individu mengalami kegembiraan atau kecewa akan terpaut dengan jiwa raganya. Tidak hanya dengan mata, telinga, tangan, kemauan, dan perasaan saja. Dalam kegembiraannya manusia dapat mengagumi dan merasakan suatu keindahan, karena ia mempunyai rasa keindahan, rasa estetis dalam individunya. Makna individu juga dapat didefinisikan seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya.
2.   Makna Keluarga
         Makna keluarga yaitu sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang tinggal bersama yang tidak terbatas pada orang-orang yang mempunyai hubungan darah saja, atau seseorang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang mengurus keperluan hidupnya sendiri.
3.   Makna Masyarakat
         Makna masyarakat yaitu sejumlah manusia yang merupakan satu-kesatuan golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama.
4.   Hubungan Individu, Keluarga, dan Masyarakat
         Aspek individu, keluarga, dan masyarakat adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Ketiganya mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Tidak akan pernah ada keluarga dan masyarakat apabila tidak ada individu. Sementara di pihak lain untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media di mana individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya. Di samping itu, individu juga membutuhkan kebudayaan yakni wahana bagi individu untuk mengembangkan dan mencapai potensinya sebagai manusia.

URBANISASI
1.   Pengertian Urbanisasi
         Urbanisasi mempunyai pengertian sebagai suatu proses pindahnya sebagian besar penduduk di suatu negara untuk bertempat tinggal di pusat-pusat perkotaan. Menurut Schor, pengertian urbanisasi mengandung arti yang bermacam-macam, antara lain:
a.    Arus pindah ke kota.
b.    Bertambah besar jumlah tenaga kerja nonagraris di sekitar industri dan sekitar jasa.
c.    Tumbuhnya pemukiman menjadi kota.
d.   Meluasnya pengaruh kota di daerah pedesaan memengaruhi segi ekonomi, sosial kebudayaan, dan psikologi.
         Urbanisasi merupakan sebuah permasalahan yang harus sangat diperhatikan. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya. Penyebab terjadinya urbanisasi antara lain:
a.    Migrasi Penduduk
Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota yang bertujuan untuk tinggal menetap di kota.
b.   Mobilitas Penduduk
Mobilitas penduduk berarti perpindahan penduduk yang hanya bersifat sementara saja atau tidak menetap.
2.   Proses Terjadinya Urbanisasi
         Pertama, pemerintah berkeinginan untuk sesegera mungkin meningkatkan proporsi penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa meningkatnya penduduk daerah perkotaan akan berkaitan erat dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi negara. Data memperlihatkan bahwa suatu negara atau daerah dengan tingkat perekonomian yang lebih tinggi, juga memiliki tingkat urbanisasi yang lebih tinggi, dan sebaliknya. Negara-negara industri pada umumnya memiliki tingkat urbanisasi di atas 75 persen. Bandingkan dengan negara berkembang yang sekarang ini. Tingkat urbanisasinya masih sekitar 35 persen sampai dengan 40 persen saja.
         Kedua, terjadinya tingkat urbanisasi yang berlebihan, atau tidak terkendali, dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada penduduk itu sendiri. Ukuran terkendali atau tidaknya proses urbanisasi biasanya dikenal dengan ukuran primacy rate, yang kurang lebih diartikan sebagai kekuatan daya tarik kota terbesar pada suatu negara atau wilayah terhadap kota-kota di sekitarnya. Makin besar tingkat primacy maka menunjukkan keadaan yang kurang baik dalam proses urbanisasi.

B.   PEMUDA DAN SOSIALISASI

1.   Pengertian Pemuda
         Pemuda adalah golongan manusia manusia muda yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan ke arah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung, pemuda di Indonesia dewasa ini sangat beraneka ragam, terutama bila dikaitkan dengan kesempatan pendidikan. Keragaman tersebut pada dasarnya tidak mengakibatkan perbedaan dalam pembinaan dan pengembangan generasi muda.
         Proses kehidupan yang dialami oleh para pemuda Indonesia tiap hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat membawa pengaruh yang besar pula dalam membina sikap untuk dapat hidup di masyarakat. Proses demikian itu bisa disebut dengan istilah sosialisasi, proses sosialisasi itu berlangsung sejak seorang anak ada di dunia dan terus akan berproses hingga mencapai titik kulminasi.
         Kedudukan pemuda dalam masyarakat adalah sebagai mahluk moral, mahluk sosial. Artinya beretika, bersusila, dijadikan sebagai barometer moral kehidupan bangsa dan pengoreksi. Sebagai mahluk sosial artinya pemuda tidak dapat berdiri sendiri, hidup bersama-sama, dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma, kepribadian, dan pandangan hidup yang dianut masyarakat. Sebagai mahluk individual artinya tidak melakukan kebebasan sebebas-bebasnya, tetapi disertai rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri, terhadap masyarakat, dan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2.   Pengertian Sosialisasi
         Melalui proses sosialisasi, seorang pemuda akan terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Dengan demikian, tingkah laku seseorang akan dapat diramalkan. Dengan proses sosialisasi, seseorang menjadi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku di tengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari keadaan tidak atau belum tersosialisasi, menjadi manusia masyarakat dan beradab. Kedirian dan kepribadian melalui proses sosialisasi dapat terbentuk. Dalam hal ini sosialisasi diartikan sebagai proses yang membantu individu melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya agar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya. Sosialisasi merupakan salah satu proses belajar kebudayaan dari anggota masyarakat dan hubungannya dengan sistem sosial.
         Proses sosialisasi banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan dan lingkungan sosial yang bersangkutan. Berbeda dengan inkulturasi yang mementingkan nilai-nilai dan norma-norma kebudayaan dalam jiwa individu, sosialisasi dititik beratkan pada soal individu dalam kelompok melalui pendidikan dan perkembangannya. Oleh karena itu proses sosialisasi melahirkan kedirian dan kepribadian seseorang.
3.   Proses Sosialisasi
Sosialisasi adalah perkembangan dari sikap saling menerima dan saling memberi kearah yang lebih baik.  Ada tiga hal yang harus dilakukan agar tumbuh dan kembangnya sikap loyalitas sosial yakni, pertama kita harus saling berkomunikasi baik dalam keadaan berdekatan ataupun dalam keadaan berjauhan (tempat tinggal). Dengan komunikasi yang teratur kita akan saling mengetahui kabar dan berita di antara kita. Sakit atau senang diantara kita dapat dengan cepat kita mengetahuinya. Kedua, sering bekerja sama menyelesaikan berbagai persoalan hidup. Misalnya bergotong royang atau melakukan arisan. Kerja sama dapat saja dilakukan dalam kelompok kecil (minimal dua orang) atau pun dalam kelompok yang besar (yang jumlah anggotanya banyak). Ketiga, dalam kehidupan atau pergaulan sesama kita, sikap tolong menolong harus dikembangkan. Berbagai kesulitan hidup yang kita alami dapat dilalui dengan meminta pertolongan kepada orang lain atau teman. Begitu pula sebaliknya bila kawan kita yang mengalami kesusahan wajib pula kita membantunya. Tentu saja dasarnya adalah suka untuk saling menerima dan memberi.
4.   Peran Sosial Pemuda dalam Masyarakat
         Masa muda adalah masa yang seharusnya paling produktif dan berperan penting terhadap penentuan masa depan. Sebagai contoh seseorang (pemuda) yang pada masa mudanya sudah aktif dalam berbagai kegiatan sosial, akademik, organisasi, dan sebagainya, maka ia dapat berkontribusi/berperan lebih luas terhadap sesamanya dan bertambah pengalamannya baik dalam aspek sosial maupun aspek lainnya. Pemuda yang seperti itu merupakan pemuda yang mempunyai kesempatan besar menjadi orang yang sukses di masa depannya. Peran pemuda lainnya adalah sebagai pencipta karya positif atau inovasi baru terhadap perkembangan zaman demi kelangsungan perkembangan masyarakat menjadi lebih baik.
5.   Masalah Generasi Muda
         Generasi muda dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya menghadapi berbagai permasalahan yang perlu diupayakan penanggulangannya dengan melibatkan semua pihak. Permasalahan umum yang dihadapi oleh generasi muda di Indonesia dewasa ini antara lain sebagai berikut:
a.   Terbatasnya lapangan kerja yang tersedia. Dengan adanya pengangguran dapat merupakan beban bagi keluarga maupun negara sehingga dapat menimbulkan permasalahan lainnya.
b.   Penyalahgunaan obat narkotika dan zat adiktif lainnya yang merusak fisik dan mental bangsa.
c.    Masih adanya anak-anak yang hidup menggelandang.
d.   Pergaulan bebas diantara muda-mudi yang menunjukkan gejala penyimpangan perilaku (deviant behavior).
e.   Masuknya budaya barat (westernisasi culture) yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa kita yang dapat merusak mental generasi muda.
f.    Masih merajalelanya kenakalan remaja dan permasalahan lainnya. Permasalahan tersebut akan berkembang seiring dengan perkembangan jaman apabila tidak diupayakan pemecahannya oleh semua pihak termasuk lingkungan masyarakat, pendidikan rohani (agama) yang lebih diperdalam, dan dari masing-masing individu.
6.   Potensi-potensi Generasi Muda
         Terdapat banyak potensi yang ada pada generasi muda yang perlu dikembangkan. Potensi-potensi tersebut antara lain:
a.   Idealisme dan daya kritis
b.   Dinamika dan kreatifitas
c.    Keberanian mengambil resiko
d.   Optimis kegairahan semangat
e.   Sikap kemandirian dan disiplin murni
f.    Terdidik
g.   Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan
h.   Patriotisme dan nasionalisme
i.    Sikap kesatria
         Berdasarkan ajaran islam, potensi dari manusia khususnya generasi muda merupakan fitrah yang diberikan Allah swt. Potensi tersebut bukan saja potensi agama saja. Menurut Ibn Taimiyah sebagaimana disitir Juhaja S. Praja pada diri manusia juga memiliki setidaknya tiga potensi fitrah yaitu:
a.   Daya intelektual (quwwat al-al-‘aql) yaitu potensi dasar yang memungkinkan manusia dapat membedakan nilai intelektualnya, manusia dapat mengetahui dan meng-Esakan Tuhannya.
b.   Daya ofensif (quwwat al-syahwat) yaitu potensi yang dimiliki manusia yang mampu menginduksi objek-objek yang menyenangkan dan bermanfaat bagi kehidupannya, baik secara jasmaniah maupun rohaniah secara serasi dan seimbang.
      c.    Daya defensif (quwwat al-ghaddab) yaitu potensi dasar yang dapat menghindarkan manusia dari perbuatan yang dapat membahayakan dirinya.
         Diantara ketiga potensi tersebut, disamping potensi agama, potensi akal menduduki sentral sebagai alat kendali dua potensi lainnya. Ada juga pendapat Ibn Taimiyah yang dikutip Nurchalis Majdid yang membagi fitrah manusia kepada dua bentuk yaitu:
a.   Fitrat al-gharizat merupakan potensi dalam diri manusia yang dibawanya semenjak ia lahir. Potensi tersebut antara lain nafsu, akal, hati nurani yang dapat dikembangkan melalui jalur pendididkan.
b.   Fitrat al-munaazalat merupakan potensi luar manusia. Adapun wujud dari fitrah ini yaitu wahyu Allah yang diturunkan untuk membimbing dan mengarahkan fitrat al-gharizat berkembang sesuai dengan fitrahnya yang hanif.
            Semakin tinggi tingkat interaksi antara keduanya maka akan semakin tinggi kualitas manusia (insan kamil). Akan tetapi sebaiknya, semakin rendah tidak mengalami keserasian, bahkan berebenturan antara satu dengan yang lainnya maka manusia akan semakin tergelincir dari fitrahnya yang hanif. Potensi-potensi tersebut dapat mendukung generasi muda dalam berfikir dan bertindak dengan mempertimbangkan hal-hal yang benar (kebenaran) untuk selanjutnya dapat mengembangkan potensi-potensi bagi kehidupan bangsanya.

Sumber: