Saturday, January 9, 2016

Perencanaan Organisasional


Tujuan perencanaan organisasional pada umumnya adalah membentuk usaha terkoordinasi dalam organisasi, dimana tanpa adanya perencanaan biasanya disertai dengan tidak adanya koordinasi. Perencanaan organisasional memiliki 2 tujuan khusus. Berikut ini adalah penjelasan dari kedua tujuan tersebut:
1.  Perlindungan (protective), yaitu meminimisasi resiko dengan mengurangi ketidakpastian di sekitar kondisi bisnis dan menjelaskan konsekuensi tindakan manajerial yang berhubungan.
2.     Kesepakatan (affirmative), yaitu meningkatkan tingkat keberhasilan organisasional.
Henry Fayol mengemukakan enam belas garis pedoman umum yang dapat digunakan ketika mengorganisasi sumber daya – sumber daya, dimana garis pedoman tersebut dipublikasikan di Inggris pada tahun 1949. Berikut ini adalah enam belas garis pedoman tersebut.
1.     Menyiapkan dan melaksanakan rencana operasional secara bijaksana.
2.    Mengorganisasi faset kemanusiaan dan bahan, sehingga konsisten dengan tujuan – tujuan, sumber daya – sumber daya, dan kebutuhan dari persoalan tersebut.
3.  Menetapkan wewenang tunggal, kompeten, energik, dan menuntun (struktur manajemen formal).
4.     Mengkoordinasi semua aktivitas – aktivitas dan usaha – usaha.
5.     Merumuskan keputusan yang jelas, berbeda, dan tepat.
6.    Menyusun bagi seleksi yang efisien, sehingga tiap – tiap departemen dipimpin oleh seorang manajer yang kompeten, enerjik, dan tiap – tiap karyawan ditempatkan pada tempat yang mendukung penyumbangan tenaga secara maksimal.
7.     Mendefinisikan tugas – tugas.
8.     Mendorong inisiatif dan tanggung jawab.
9.     Memberikan balas jasa yang adil dan sesuai bagi jasa yang diberikan.
10.   Memfungsikan sanksi terhadap kesalahan dan kekeliruan.
11.     Mempertahankan disiplin.
12.    Menjamin bahwa kepentingan individu konsisten dengan kepentingan umum dari organisasi.
13.    Mengakui adanya satu komando.
14.    Mempromosikan koordinasi bahan dan kemanusiaan.
15.    Melembagakan dan memberlakukan pengawasan.
16.    Menghindari adanya pengaturan, birokrasi, dan kertas kerja.
Pembagian tenaga kerja dilakukan untuk membedakan berbagai bagian tugas tertentu diantara sejumlah anggota organisasi, sehingga produksi dibagi menjadi sejumlah langkah-langkah atau tugas-tugas dengan tanggung jawab penyelesaian yang diberikan pada individu tertentu. Keuntungan dari pembagian tenaga kerja adalah sebagai berikut.
1.    Pekerja berspesialisasi dalam tugas tertentu, sehingga keterampilan dalam tugas tertentu meningkat.
2.    Tenaga kerja tidak kehilangan waktu dari satu tugas ke tugas yang lain.
3.   Pekerja memusatkan diri pada satu pekerjaan dan membuat pekerjaan lebih mudah dan efisien.
4.    Pekerja hanya perlu mengetahui bagaimana melaksanakan bagian tugas dan bukan proses keseluruhan produk.
Kerugian dari pembagian tenaga kerja adalah sebagai berikut.
1.   Pembagian kerja hanya dipusatkan pada efisiensi dan manfaat ekonomi yang mengabaikan variabel manusia.
2.   Kerja yang terspesialisasi cenderung menjadi sangat membosankan yang akan berakibat tingkat produksi menurun.
Chester Barnard menjelaskan hal-hal yang dapat menyebabkan manajer menerima banyak perintah. Perintah manajer yang diterima akan semakin banyak dalam jangka panjang jika:
1.   Saluran formal dari komunikasi digunakan oleh manajer dan dikenal semua anggota organisasi.
2.   Tiap anggota organisasi telah menerima saluran komunikasi formal melalui dari mana dia menerima perintah.
3.     Lini komunikasi antara manajer bawahan bersifat langsung.
4.     Rantai komando yang lengkap digunakan untuk mengeluarkan perintah.
5.     Manajer memiliki keterampilan komunikasi yang memadai.
6.    Manajer menggunakan lini komunikasi formal hanya untuk urusan organisasional.
7.     Suatu perintah secara otentik memang berasal dari manajer.

Sumber: