Pendahuluan
1.1 Definisi Ilmu
Sosial Dasar
Ilmu Sosial Dasar adalah pengetahuan yang mecakup masalah-masalah sosial.
Pengertian-pengertian dari masalah-masalah sosial dapat dijelaskan dari
berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial seperti:
sejarah, ekonomi, geografi sosial, sosiologi, antropologi, psikologi sosial. Ilmu
Sosial Dasar merupakan suatu bahan studi atau program pengajaran yang dibuatkan
untuk kepentingan pendidikan/pengajaran yang diberikan di perguruan tinggi di
Indonesia. Ilmu Sosial Dasar diberikan dalam rangka usaha untuk memberikan
pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep untuk mengkaji
gejala-gejala sosial agar daya tanggap, persepsi, dan penalaran mahasiswa dalam
menghadapi lingkungan sosialnya dapat ditingkatkan sehingga lebih peka
terhadapnya.
Ilmu Sosial Dasar bukan merupakan gabungan dari ilmu-ilmu sosial yang
dipadukan, karena masing-masing sebagai disiplin ilmu memiliki obyek dan metode
ilmiahnya sendiri-sendiri. Ilmu Sosial Dasar juga bukan merupakan disiplin ilmu tersendiri, karena Ilmu
Sosial Dasar tidak mempunyai obyek dan metode ilmiah tersendiri dan juga tidak
mengembangkan suatu penelitian sebagai mana suatu disiplin ilmu, seperti
ilmu-ilmu sosial di atas.
1.2 Tujuan
Mempelajari Ilmu Sosial Dasar
Dikarenakan Ilmu Sosial Dasar merupakan mata kuliah dasar umum, maka tujuan
mahasiswa mempelajari Ilmu Sosial Dasar antara lain:
a. Memahami dan menyadari adanya
kenyataan-kenyataan sosial dan masalah-masalah sosial yang ada dalam
masyarakat.
b. Peka terhadap masalah-masalah sosial dan
tanggap untuk ikut serta dalam usaha-usaha menanggulanginya.
c. Menyadari bahwa setiap masalah sosial yang
timbul dalam masyarakat selalu bersifat kompleks dan hanya dapat mendekatinya
mempelajarinya secara kritis-interdisipliner.
d. Memahami jalan pikiran para ahli dari bidang
ilmu pengetahuan lain dan dapat berkomunikasi dengan mereka dalam rangka
penanggulangan masalah sosial yang timbul dalam masyarakat.
1.3 Tiga Kelompok
Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan dapat dikelompokan menjadi tiga yaitu, Ilmu Pengetahuan
Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, dan Ilmu Pengetahuan Budaya. Berikut adalah
penjelasannya:
a. Ilmu Pengetahuan Alam adalah istilah yang
digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu dimana obyeknya adalah benda-benda alam
dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku kapan pun dimana pun.
b. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah sekelompok
disiplin akademis yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia
dan lingkungan sosialnya.
c. Ilmu Pengetahuan Budaya adalah ilmu-ilmu
pengetahuan yang dianggap bertujuan membuat manusia lebih manusiawi, dalam arti
membuat manusia lebih berbudaya. Kategori yang tergolong dalam ilmu ini seperti
(Teologi, Filsafat, Hukum, Sejarah, Filologi, Bahasa, Budaya & Linguistik
(Kajian bahasa), Kesusastraan, Kesenian, Psikologi).
1.4 Perbedaan
Ilmu Sosial Dasar dan Ilmu Pengetahuan Sosial
a. Ilmu Sosial Dasar diberikan di Perguruan
Tinggi, sedangkan Ilmu Pengetahuan Sosial diberikan di Sekolah Dasar dan
Sekolah Lanjutan.
b. Ilmu Sosial Dasar merupakan satu mata kuliah
tunggal, sedangkan Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan kelompok dari sejumlah
mata pelajaran (untuk sekolah lanjutan).
c. Ilmu Sosial Dasar diarahkan kepada pembentukan
sikap dan kepribadian, sedangkan Ilmu Pengetahuan Sosial diarahkan kepada
pembentukan pengetahuan dan keterampilan intelektual.
1.5 Persamaan
Ilmu Sosial Dasar dan Ilmu Pengetahuan Sosial
a. Keduanya merupakan bahan studi untuk kepentingan
program pendidikan/pengajaran.
b. Keduanya bukan disiplin ilmu yang berdiri
sendiri.
c. Keduanya mempunyai materi yang terdiri dari
kenyataan sosial dan masalah sosial.
1.6 Ruang Lingkup
Ilmu Sosial Dasar
Ilmu Sosial Dasar terdiri atas masalah-masalah sosial. Agar masalah-masalah
sosial tersebut dapat ditelaah, hendaknya terlebih dahulu kita dapat
mengidentifikasi kenyataan sosial dan memahami sejumlah konsep sosial tertentu.
Sehingga bahan pelajaran Ilmu Sosial Dasar dapat dibedakan atas 3 golongan
yaitu:
a. Kenyataan-kenyataan sosial yang ada dalam masyarakat
ditanggapi dengan tanggapan yang berbeda-beda oleh para ahli ilmu-ilmu sosial karena
adanya perbedaan latar belakang disiplin ilmu atau sudut pandangannya.
b. Konsep-konsep sosial atau pengertian-pengertian
tentang kenyataan-kenyataan sosial dibatasi pada konsep dasar atau elementer
saja yang sangat diperlukan untuk mempelajari masalah-masalah sosial yang
dibahas dalam Ilmu Pengetahuan sosial.
c. Masalah-masalah sosial yang timbul dalam
masyarakat, biasanya terlibat dalam berbagai kenyataan-kenyataan sosial yang
antara satu dengan lainnya saling berkaitan.
Konsorsium Antar Bidang telah menetapkan bahwa perkuliahan Ilmu Sosial
Dasar terdiri dari 8 (delapan) pokok bahasan, maka ruang lingkup perkuliahan
Ilmu Sosial Dasar diharapkan mempelajari dan memahami adanya:
1. Berbagai masalah kependudukan dalam hubungannya
dengan perkembangan masyarakat dan kebudayaan.
2. Masalah individu, keluarga, dan masyarakat.
3. Masalah pemuda dan sosialisasi.
4. Masalah hubungan antara warga negara dan
negara.
5. Masalah pelapisan sosial dan kesamaan derajat.
6. Masalah masyarakat perkotaan dan masyarakat
pedesaan.
7. Masalah pertentangan-pertentangan sosial dan
integrasi.
8. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi
kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
Penduduk,
Masyarakat, dan Kebudayaan
2.1 Perkembangan
Penduduk Dunia
Perkembangan penduduk dunia dapat dilihat pada tabel berikut yang
menunjukkan perkembangan penduduk dunia dari tahun 1830 sampai 2006.
Tahun
|
Jumlah penduduk
|
Perkembangan pertahun
|
1830
|
1 milyard
|
-
|
1930
|
2 milyard
|
1%
|
1960
|
3 milyard
|
1,7%
|
1975
|
4 milyard
|
2,2%
|
1987
|
5 milyard
|
2%
|
1996
|
6 milyard
|
2%
|
2006
|
7 milyard
|
2%
|
2.2 Faktor-faktor
Demografi Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk
Terdapat aspek-aspek kehidupan yang
mempengaruhi pertumbuhan penduduk, yaitu aspek sosial, ekonomi, politik,
kebudayaan, dan sebagainya. Dengan begitu, maka bertambahlah sistem mata pencaharian
hidup menjadi lebih kompleks. Umumnya ada tiga faktor utama demografi yang
mempengaruhi pertumbuhan penduduk, di antaranya sebagai berikut:
1. Kelahiran (Fertilitas)
Kelahiran adalah istilah dalam
demografi yang mengindikasikan jumlah anak yang dilahirkan hidup, atau pengertian
lainnya adalah hasil produksi yang nyata dari manusia. Berikut ini penjelasan
mengenai pengukuran fertilitas:
a. Pengukuran
fertilitas tahunan adalah pengukuran kelahiran bayi pada tahun tertentu
dihubungkan dengan jumlah penduduk pada tahun tersebut. Adapun ukuran-ukuran
fertilitas tahunan adalah sebagai berikut:
- Tingkat
fertilitas kasar (crude birth rate) adalah banyaknya kelahiran hidup
pada satu tahun tertentu tiap 1000 penduduk.
- Tingkat fertilitas umum (general
fertility rate) adalah jumlah kelahiran hidup per 1000 wanita usia
reproduksi (usia 14-49 atau 14-44 tahun) pada tahun tertentu.
- Tingkat fertilitas menurut umur (age
specific fertility rate) adalah perhitungan tingkat fertilitas perempuan
pada tiap kelompok umur dan tahun tertentu.
- Tingkat ferlititas menurut ukuran
urutan penduduk (birth order specific fertility rate) adalah perhitungan
fertilitas menurut urutan kelahiran bayi oleh wanita pada umur dan tahun
tertentu.
b. Pengukuran
fertilitas komulatif adalah pengukuran jumlah rata-rata anak yang dilahirkan
oleh seorang perempuan hingga mengakhiri batas usia suburnya. Ada pun ukurannya
adalah:
- Tingkat fertilitas total adalah
jumlah kelahiran hidup laki-laki dan perempuan jumlah tiap 1000 penduduk yang
hidup hingga akhir masa reproduksinya dengan catatan tidak ada seorang
perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya dan tingkat
fertilitas menurut umur tidak berubah pada priode waktu tertentu.
- Gross reproduction rate
adalah jumlah kelahiran bayi perempuan oleh 1000 perempuan sepanjang masa
reproduksinya dengan catatan tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum
mengakhiri masa produksinya.
2. Kematian (mortalitas)
Mortalitas adalah ukuran jumlah
kematian umumnya karena akibat yang spesifik pada suatu populasi. Mortalitas
khusus mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per 1000 individu
per tahun, hingga rata-rata mortalitas sebesar 9,5 berarti pada populasi
100.000 terdapat 950 kematian per tahun.
3. Perpindahan (migrasi)
Migrasi adalah peristiwa berpindahnya
suatu makhluk hidup dari suatu tempat ke tempat lainnya. Dalam banyak kasus
makhluk hidup bermigrasi untuk mencari sumber cadangan makanan yang baru untuk
menghindari kelangkaan yang mungkin terjadi karena datangnya musim dingin atau
karena populasi yang terlalu banyak.
2.3 Rumus
Kematian Kasar
Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate/CDR) adalah angka yang
menunjukkan banyaknya kematian per 1000 penduduk pada pertengahan tahun
tertentu di suatu wilayah tertentu. Ada pun rumusnya sebagai berikut:
CDR = D/P x K
Dimana:
CDR = Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar)
D = Jumlah kematian pada tahun tertentu
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K = Bilangan konstan 1000
CDR = Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar)
D = Jumlah kematian pada tahun tertentu
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K = Bilangan konstan 1000
2.4 Rumus
Kematian Khusus
Angka Kematian Khusus (Age Specific Death Rate/ASDR) adalah angka
yang menunjukkan banyaknya kematian setiap 1000 penduduk pada golongan umur
tertentu dalam waktu satu tahun. Ada pun rumusnya sebagai berikut:
ASDR(x) = D(x)/P(x)
x K
Dimana:
ASDR(x) = Angka Kematian Khusus (Age Specific Death Rate) pada umur tertentu (x)
D(x) = Jumlah kematian pada umur tertentu selama satu tahun
P(x) = Jumlah penduduk pada umur tertentu
K = Bilangan konstan 1000
ASDR(x) = Angka Kematian Khusus (Age Specific Death Rate) pada umur tertentu (x)
D(x) = Jumlah kematian pada umur tertentu selama satu tahun
P(x) = Jumlah penduduk pada umur tertentu
K = Bilangan konstan 1000
2.5 Pengertian Migrasi
Migrasi adalah peristiwa berpindahnya
suatu makhluk hidup dari suatu tempat ke tempat lainnya. Dapat juga diartikan
migrasi merupakan perpindahan penduduk dari suatu tempat/wilayah ke tempat/wilayah
lain dengan berbagai alasan tertentu demi kelangsungan hidupnya. Dalam banyak
kasus makhluk hidup bermigrasi untuk mencari sumber cadangan makanan yang baru
untuk menghindari kelangkaan yang mungkin terjadi karena datangnya musim dingin
atau karena populasi yang terlalu banyak. Adapun faktor-faktor maitu melakukan
imigrasi, antara lain faktor ekonomi, politik, sosial, budaya, bencana alam,
dan keamanan.
2.6 Macam-macam Migrasi
Migrasi dapat dibedakan berdasarkan
suatu letak dan juga keamanan individual. Migrasi dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Migrasi Internasional
Migrasi internasional adalah suatu
perpindahan penduduk dari satu negara ke negara lain. Migrasi internasional dapat
dibedakan menjadi 3, yaitu:
a. Imigrasi
adalah datangnya penduduk dari suatu negara ke negara lain dengan tujuan
menetap atau ada sebuah pekerjaan yang memaksakan menetap di negara tersebut. Orang
yang telah banyak melakukan imigrasi disebut imigran.
b. Emigrasi adalah
keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain.
c. Remigrasi
adalah kembalinya imigran ke negara asalnya.
2. Migrasi Nasional
Migrasi nasional atau internal
adalah perpindahan penduduk di dalam satu Negara. Migrasi nasional dapat
dibedakan menjadi 3, yaitu:
a. Urbanisasi
adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota dengan tujuan menetap.
b.
Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari wilayah yang padat penduduknya ke
wilayah yang jarang penduduknya.
c.
Fultralisasi adalah perpindahan penduduk kota ke desa dengan tujuan menetap.
2.7 Proses-proses Migrasi
Adanya wilayah yang memiliki suatu
nilai lebih menyebabkan banyak orang/penduduk pergi ke wilayah itu. Proses-proses
migrasi penduduk dari daerah asal ke daerah tujuan antara lain:
1. Dalam
memilih daerah tujuan para imigran cenderung memilih daerah yang terdekat
dengan daerah asal.
2. Kurangnya
kesempatan kerja di daerah asal dan adanya kesempatan kerja didaerah tujuan
merupakan salah satu alasan seseorang melakukan imigrasi.
3. Informasi
yang positif dari sanak saudara, kerabat tentang daerah tujuan, merupakan
sumber informasi yang penting dalam pengambilan keputusan seseorang untuk
berimigrasi.
4. Informasi yang negatif yang datang dari daerah
tujuan, menyebabkan orang enggan untuk berimigrasi.
5. Makin besar
pengaruh daerah perkotaan terhadap seseorang, makin tinggi frekuensi mobilitas
orang tersebut.
6. Makin tinggi
pendapatan seseorang, makin tinggi frekuensi mobilitas orang tersebut.
7. Seseorang
akan memilih daerah tujuan dimana terdapat sanak saudara atau kenalan yang
berada di daerah tersebut.
8. Migrasi
masih akan terjadi apabila di suatu daerah ada bencana alam.
9. Orang yang
berumur muda dan belum berumah tangga lebih banyak mengadakan mobilitas
daripada orang yang sudah berusia lanjut dan berstatus kawin.
10. Makin
tinggi pendidikan seseorang, makin banyak melaksanakan mobilitas penduduk.
2.8 Akibat Migrasi
a. Akan terjadi
pertikaian di dalam suatu kota yang dikarenakan banyaknya orang yang bersuku
tidak sama, perbedaan sosial budaya, pola pikiran yang tidak sepaham, adab
tutur kata yang tidak sama, dan memandang suatu nilai orang.
b. Rawan
terjadi bencana alam, karena apabila imigran datang tentu saja mereka mencari
tempat tinggal, maka lahan penghijauan pun menjadi sasaran untuk dibuat
perumahan sehingga untuk resapan air pun berkurang dan bisa terjadi bencana
alam banjir juga wabah penyakit.
c. Kesehatan menjadi
harga yang lebih mahal di dalam kota migrasi karena makin banyak imigran yang
datang dengan membawa alat kendaraannya dan juga elektronik yang mempunyai
radiasi dan polusi.
d. Area
pemakanan yang berkurang karena lahan yang seharusnya dijadikan tempat pemakaman,
dijadikan fasilitas umum seperti mall dan bangunan lainnya.
e. Lahan
pekerjaan yang sempit karena banyaknya orang yang mau menetap di kota migrasi
dengan mencari uang tetapi sudah banyaknya lahan pekerjaan yang diambil orang
dan juga peluang bisnis yang area penjualannya sangat sempit.
2.9 Tiga Jenis Struktur Penduduk
Penduduk di dalam suatu negara yang mempunyai wilayah yang
luas dan juga banyak jumlahnya di dalam negara tersebut dapat dikelompokkan
pada kriteria-kriteria tertentu. Biasanya dalam pengelompokan itu, kriteria
yang diambil kebanyakan adalah umur, jenis kelamin, mata pencaharian, dan
tempat tinggal. Ada 3 jenis struktur yang dipakai dalam suatu negara atau
wilayah yang dikelompokkan berdasarkan umur yaitu:
1. Struktur penduduk muda adalah apabila suatu wilayah atau
negara sebagian besar panduduknya muda. Struktur ini dimulai dengan umur 0-14
tahun.
2. Struktur penduduk dewasa adalah apabila suatu wilayah
atau negara sebagian besar panduduknya dewasa. Struktur ini dimulai dengan umur
15-64 tahun.
3. Struktur penduduk tua adalah apabila suatu wilayah atau negara
sebagian besar panduduknya tua. Struktur ini dimulai dari umur 65 tahun ke atas.
2.10 Piramida Penduduk Stasioner, Muda, dan Tua
1. Piramida Penduduk Stasioner
Suatu wilayah
memiliki angka kelahiran dan angka kematian yang sama-sama rendah (seimbang).
Contohnya adalah negara-negara Eropa Barat. Bentuk piramida stasioner terjadi
jika jumlah penduduk pada tiap kelompok umur (muda, dewasa, dan tua) relatif
seimbang. Bentuk piramida ini dicirikan dengan bentuk yang relatif sama atau rata
di tiap kelompok umur. Pada umumnya, bentuk piramida semacam ini terdapat di
negara-negara Eropa yang telah lama maju serta mempunyai tingkat kelahiran dan
tingkat kematian yang rendah.
2. Piramida Penduduk Muda
Bentuk
piramidanya terjadi jika jumlah penduduk pada kelompok umur muda lebih banyak
dibanding kelompok umur lainnya. Perbandingannya
antara jumlah penduduk umur 0-14 tahun dengan jumlah penduduk umur 15-64 tahun.
3. Piramida Penduduk Tua
Bentuk
piramidanya terjadi jika jumlah penduduk pada kelompok umur tua lebih banyak
dibanding kelompok umur lainnya. Perbandingannya
antara jumlah penduduk umur 65 tahun ke atas dengan jumlah penduduk umur 15-64
tahun.
Piramida pertama merupakan piramida penduduk bentuk kerucut atau limas yang
menunjukkan pertumbuhan penduduk yang cepat karena terjadi penurunan tingkat
kelahiran bayi dan anak-anak, tetapi tingkat fertilitas masih tinggi. Piramida
pertama merupakan piramida penduduk
muda. Piramida kedua merupakan piramida penduduk bentuk pucuk granat yang
menunjukkan angka kelahiran dan tingkat kelahiran yang rendah. Piramida kedua merupakan piramida penduduk stasioner. Pramida ketiga merupakan
piramida penduduk bentuk kepala nisan yang menunjukkan tingkat kelahiran
mengalami penurunan yang tajam dan tingkat kematian yang sangat rendah. Piramida
ketiga merupakan piramida penduduk tua.
2.11 Perkembangan Budaya di Indonesia
Seiring berjalannya waktu dan
seiring pesatnya perkembangan jaman, perkembangan budaya di suatu negara
menunjukkan adanya perubahan dan kehidupan berbudaya dalam suatu negara.
Perkembangan budaya di Indonesia pada era globalisasi ini semakin menunjukkan
data dan bukti yang cukup bahwa di Indonesia pun mengalami perubahan dan
perkembangan. Baik masuknya budaya asing ke Indonesia dan juga masih terjaganya
tradisi dan budaya asli yang melekat sebagai identitas bangsa Indonesia yang
tumbuh sejak jaman dahulu yang dilestarikan oleh para leluhur bangsa Indonesia.
Kemajuan ilmu teknologi dan informasi juga merupakan faktor penting dalam
perkembangan budaya di Indonesia. Sebab pada era modern seperti sekarang,
informasi dan komunikasi berkembang pesat antara pengguna teknologi, baik
melalui internet, sosial media, dan berita luar negeri. Kemajuan IPTEK inilah
yang seharusnya dapat kita waspadai apabila budaya asli kita orang Indonesia
akan tergantikan dengan budaya bangsa asing yang terus-menerus datang seiring
berjalannya waktu. Kita pun harus segera bisa untuk mengantisipasi dan
menyaring budaya asing yang sesuai dengan budaya asli Indonesia. Karena apabila
kebudayaan kita yang telah hidup selama bangsa Indonesia berdiri hilang
tergerus budaya asing, maka hilanglah pula identitas bangsa Indonesia sebagai
bangsa dengan seribu etnik dan kesenian.
Agama hindu masuk ke Indonesia pada
abad ke-3 dan ke-4, tepatnya di Pulau Jawa. Perpaduan atau akulturasi antara
kebudayaan setempat dengan
kebudayaan. Sekitar abad ke-5 ajaran budha masuk ke Indonesia, khususnya
ke Pulau Jawa. Agama budha dapat dikatakan berpandangan lebih maju dibandingkan
hinduisme, sebab budhisme tidak menghendaki adanya kasta-kasta dalam masyarakat.
Walaupun demikian, kedua agama itu khususnya di Pulau Jawa tumbuh dan
berdampingan secara damai. Baik penganut hinduisme maupun budhisme masng-masing
menghasilkan karya-karya budaya yang bernilai tinggi dalam seni bangunan,
arsitektur, seni pahat, seni ukir, maupun seni sastra, seperti tercermin dalam
bangunan, relief yang diabadikan dalam candi-candi di Jawa Tengah maupun di
Jawa Timur diantaranya yaitu Borobudur, Mendut, Prambanan, Kalasan, Badut, Kidal,
Jago, Singosari, dll.
b. Kebudayaan Islam
Agama islam dikembangkan di
Indonesia pada abad ke-15 dan ke-16 oleh para pemuka-pemuka islam yang disebut
Walisongo. Titik penyebaran agama islam pada abad itu terletak di Pulau Jawa. Masuknya
agama Islam ke Indonesia berlangsung secara damai. Hal ini dikarenakan ajaran
Islam tidak bersifat memaksa.
Pada abad ke-15, ketika kejayaan
maritim Majapahit mulai surut, berkembanglah negara-negara pantai yang dapat memegang
kekuasaan dan kewibawaan Majapahit yang berpusat pemerintahan di pedalaman.
Negara-negara yang dimaksud adalah Negara Malaka di Semenanjung Malaka, Negara
Aceh di ujung Sumatera, Negara Banten di Jawa Barat, Negara Demak di Pesisir
Utara Jawa Tengah, dan Negara Goa di Sulawesi Selatan. Proses perkembangan
negara-negara tersebut dikendalikan oleh pedagang. Pedagang kaya dan golongan
bangsawan kota-kota pelabuhan telah terpengaruh dan menganut agama islam. Agama
Islam mempunyai pengaruh yang mendalam dalam kehidupan penduduk di daerah yang
bersangkutan. Misalnya Aceh, Banten,
Sulawesi Selatan, Sumatera Timur, Sumatera Barat, dan Pesisr Kalimantan.
2.12 Perkembangan Budaya Barat
Teknologi informasi atau IPTEK
yang mengalami kemajuan memang tidak dapat dihindarkan lagi. Pada jaman dengan
kemajuan teknologi informasi yang modern ini, setiap orang berinteraksi melalui
berbagai macam perangkat teknologi yang sudah menjamur dimana-mana. Karena
kemajuan IPTEK yang pesat inilah, daya dan kekuatan untuk mencegah punahnya
budaya asli di Indonesia pun berkurang dan bahkan sesekali hilang. Kebudayaan
masyarakat asli Indonesia yang harusnya dari generasi ke generasi tetap terjaga
dan teramalkan, sampai sekarang rasanya untuk mempertahankan budaya asli kita
dari invasi budaya barat pun terasa sangat sulit diwijudkan. Apalagi untuk
sekedar tahu dan ingat saja pun kadang banyak orang yang tidak peduli.
Kemajuan dalam era modern memang diperlukan. Tetapi bukan dengan yang
namanya modern lalu sesuatu yang terdahulu
itu dilupakan. Kita harus tetap menanam dan mempertahankan apa yang sudah kita
punya dari dahulu sebagai identitas bangsa Indonesia. Sepertinya rakyat
Indonesia lebih menyukai budaya bangsa barat yang berasaskan kebebasan yang
sebebas-bebasnya, dengan meniru adab berpakaian mereka yang bebas atau meniru
kebiasaan budaya barat seperti menenggak alkohol tanpa aturan.
Dengan masuknya kebudayaan barat
ke Indonesia, di samping efek negatifnya, kita juga dapat mengambil efek
positifnya. Berikut ini adalah yang seharusnya kita dapat pahami dari masuknya
kebudayaan barat di Indonesia:
a. Industry
Development atau Perkembangan Industri Barat. Kita dapat mencontoh industri
transportasi dan komunikasi mereka sebagai sarana membangun bangsa menjadi
lebih kuat dan lebih bisa memajukan ekonomi bangsa Indonesia sendiri, dengan
menggunakan tenaga dalam negeri untuk membangun industri dalam tujuan
mengurangi pengangguran yang ada di Indonesia.
b. Perubahan Pola Berpikir dan Sikap. Dampak
dari modernisasi dan globalisasi dari banga barat seharusnya bisa mengubah pola
pikir bangsa Indonesia dari yang Irrasional menjadi Rasional. Dengan tujuan
untuk berpola pikir secara maksimal guna menjadikan fondasi yang kuat bagi
bangsa Indonesia yang bermanfaat untuk kemajuan dan kehidupan rakyat Indonesia.
c. Kemajuan IPTEK. Kemajuan teknologi informasi
dengan penyaringan yang baik dapat menimbulkan peranan aktif dalam membangun
bangsa. Karena berkat inovasi dalam teknologi, kita mendapat kemudahan dalam masyakat
untuk mengatasi masalah dan memotivasi untuk lebih maju.
Selain dampak positif, tentu ada juga dampak negatifnya
antara lain:
a. Adanya
kesenjangan sosial. Masyarakat cenderung individualisme karena mereka sudah
merasa mempunyai sarana, yaitu teknologi sendiri dan tidak membutuhkan bantuan
orang lain dalam kehidupannya.
b. Banyak
barang impor di Indonesia. Barang produksi luar negeri yang diimpor merajalela
dalam pasar Indonesia. Dampaknya barang produksi dalam negeri menjadi kurang
laku dan kurang banyak yang membeli.
Sumber: