Keindahan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar
atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi,
psikologi sosial, dan budaya. Keindahan adalah sifat dari sesuatu yang memberi
kita kesenangan dan kepuasan bila melihatnya. Keindahan dapat kita temui
disekitar kita, dapat sebuah pemandangan, benda, hiasan dll. Tetapi keindahan
itu relatif, tergantung siapa yang melihatnya. Terdapat pendapat beberapa
persepsi tentang definisi keindahan, diantaranya:
1. Thomas Aquinos mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang
menyenangkan bila mana dilihat.
2. Khalil Gibran mengungkapkan bahwa keindahan adalah sesuatu yang
menarik jiwamu. Keindahan adalah cinta yang tidak memberi namun menerima.
3. Menurut The Liang Gie dalam bukunya “Garis Besar Estetik”
(Filsafat Keindahan), dalam bahasa Inggris keindahan diterjemahkan dengan kata
“Beautiful”, bahasa Perancis “Beau”, Italia dan Spanyol “Bello”. Kata-kata itu berasal dari bahasa Latin
“Bellum”, akar katanya adalah “Bonum” yang berarti kebaikan.
4. Baumgarten mengungkapkan
keindahan adalah keseluruhan yang merupakan susunan yang teratur dari
bagian-bagian yang saling berhubungan satu sama lain, atau dengan keseluruhan
itu sendiri. Atau, beauty is an order of parts in their
manual relations and in their relation to the whole.
5. Menurut Sulzer, yang indah hanyalah yang baik. Jika belum baik ciptaan itu belum indah.
Keindahan harus dapat memupuk perasaan moral. Jadi ciptaan-ciptaan yang
amoral tidak bisa dikatakan indah, karena tidak dapat digunakan untuk memupuk
moral.
6. Menurut Shaftesbury, yang indah adalah yang memiliki proporsi
yang harmonis. Karena proporsi yang harmonis itu nyata, maka keindahan itu
dapat disamakan dengan kebaikan. Jadi, yang indah adalah nyata dan yang nyata
adalah yang baik.
7. Menurut Hemsterhuis, yang indah adalah yang paling banyak
mendatangkan rasa senang, dan itu adalah yang dalam waktu sesingkat-singkatnya
paling banyak memberikan pengalaman yang menyenangkan.
Kawasan keindahan bagi manusia sangat
luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan
peradaban teknologi, sosial dan budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan merupakan bagian hidup dari manusia. Keindahan
identik dengan kebenaran. Keindahan dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya
mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu
bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah.
Keindahan dalam
suatu kualitas yang abstrak adalah keindahan yang tak dapat terlihat secara
fisik dan bersifat tidak beraturan, tetapi nilai dari keindahan itu dapat
dirasakan. Seperti contoh keindahan ketika merasakan angin yang berhembus.
Sedangkan keindahan sebagai sebuah benda tertentu yang indah adalah kebalikan dari
keindahan dalam suatu kualitas yang abstrak, dimana keindahan itu dapat
dirasakan, dilihat maupun dapat dikenang selama kita mengingatnya.
Renungan
Renungan berasal dari kata renung, merenung artinya
dengan diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam.
Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan seni, ada
beberapa teori antara lain, teori pengungkapan, teori metafisik, teori
psikologis, teori keserasian, teori objektif dan subjektif, dan teori
perimbangan.
1. Teori Pengungkapan
Dalil dari teori ini ialah bahwa “Art is an expression of human
feeling” (seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia). Teori ini terutama bertalian dengan apa yang
dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan suatu karya seni. Tokoh teori
ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952)
dengan karyanya yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris “Aesthetic as
Science of Expresion and General Linguistic”. Beliau
antara lain menyatakan bahwa “Art is expression of impressions” (Seni adalah
pengungkapan dari kesan-kesan). Expression adalah sama dengan intuition. Dan
intuisi adalah pengetahuan intuitif yang diperoleh melalui penghayatan tentang
hal-hal individual yang menghasilkan gambaran angan-angan (images). Dengan demikian pengungkapan itu berwujud
sebagai gambaran angan-angan seperti misalnya images warna, garis, dan kata.
Bagi seseorang, pengungkapan berarti menciptakan seni dalam dirinya tanpa perlu
adanya kegiatan jasmaniah keluar. Pengalaman estetis seseorang tidak lain
adalah ekspresi dalam gambaran angan-angan.
2. Teori Metafisik
Teori seni yang bercorak
metafisis merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang
karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi
keindahan dan teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengemukakan suatu teori
peniruan (imitation theory). Ini sesuai dengan metafisika Plato yang
mendalilkan adanya dunia ide pada taraf yang tertinggi sebagai realita Illahi.
Pada taraf yang lebih rendah terdapat realita duniawi ini yang merupakan cerminan
semu dan mirip realita Illahi itu. Dan karya seni yang dibuat manusia hanyalah merupakan
mimemis (timan) dari realita duniawi Sebagai contoh Plato mengemukakan ide ke-ranjangan
yang abadi dan indah sempurna ciptaan Tuhan. Kemudian dalam dunia ini tukang
kayu membuat ranjang dari kayu yang merupakan ide tertinggi ke-ranjangan-an
itu. Dan akhirnya seniman meniru ranjang kayu itu dengan menggambarkannya dalam
sebuah lukisan. Jadi karya seni adalah tiruan dari suatu tiruan lain sehingga
bersifat jauh dari kebenaran atau dapat menyesatkan. Karena itu seniman tidak
mendapat tempat sebagai warga dari negara Republik yang ideal menurut Plato.
3. Teori Psikologis
Teori-teori metafisis
dari para filsuf yang bergerak diatas taraf manusiawi dengan konsepsi-konsepsi
tentang ide tertinggi atau kehendak semesta umumnya tidak memuaskan, karena
terlampau abstrak dan spekulatif. Sebagian ahli estetik dalam abad modern
menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran
penciptanya dengan mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya berdasarkan
psikoanalisa dikemukakan teori bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan
keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman. Sedang karya seninya
itu merupakan bentuk terselubung atau diperhalus yang diwujudkan keluar dari
keinginan-keinginan itu. Suatu teori lain tentang sumber seni ialah teori
permainan yang dikembangkan oleh Freedrick Schiller (1757-1805) dan Herbert
Spencer (1820-1903).
4. Teori Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan seimbang. Dalam pengertian perpaduan misalnya, orang berpakaian dipadukan warnanya bagian atas dengan bagian bawah, atau disesuaikan dengan kulitnya.
Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan seimbang. Dalam pengertian perpaduan misalnya, orang berpakaian dipadukan warnanya bagian atas dengan bagian bawah, atau disesuaikan dengan kulitnya.
5. Teori Objektif dan Subjektif
The Liang Gie dalam bukunya garis besar estetika menjelaskan, bahwa dalam mencipta seni ada dua teori yakni teori obyektif dan teori subyektif. Salah satu persoalan pokok dari teori keindahan adalah mengenai sifat dasar dari keindahan. Apakah keindahan menampakan sesuatu yang ada pada benda indah atau hanya terdapat dalam alam pikiran orang yang mengamati benda tersebut. Dari persoalan-persoalan tersebut lahirlah dua kelompok teori yang terkenal sebagai teori obyektif dan teori subyektif.
Pendukung teori obyektif
adalah Plato, Hegel dan Bernard Bocanquat, sedang pendukung teori subyektif
ialah Henry Home, Earlof Shaffesbury, dan Edmund Burke. Teori obyektif
berpendapat, bahwa keindahan atau ciri-ciri yang mencipta nilai estetik adalah
sifat (kualitas) yang memang telah melekat pada bentuk indah yang bersangkutan,
terlepas dari orang yang mengamatinya. Pengamatan orang hanyalah mengungkapkan
sifat-sifat indah yang sudah ada pada sesuatu benda dan sama sekali tidak
berpengaruh untuk menghubungkan. Yang menjadi masalah ialah ciri-ciri khusus
manakah yang membuat sesuatu benda menjadi indah atau dianggap bernilai
estetik, salah satu jawaban yang telah diberikan selama berabad-abad ialah
perimbangan antara bagian-bagian dalam benda indah itu. Pendapat lain menyatakan,
bahwa nilai estetik itu tercipta dengan terpenuhinya asas-asas tertentu
mengenai bentuk pada sesuatu benda.
Teori subyektif, menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri seseorang yang mengamati sesuatu benda. Adanya keindahan semata-mata tergantung pada pencerapan dari si pengamat itu. Kalaupun dinyatakan bahwa sesuatu benda mempunyai nilai estetik, maka hal itu diartikan bahwa seseorang pengamat memperoleh sesuatu pengalaman estetik sebagai tanggapan terhadap benda indah itu. Yang tergolong teori subyektif ialah yang memandang keindahan dalam suatu hubungan di antara suatu benda dengan alam pikiran seseorang yang mengamatinya seperti misalnya yang berupa menyukai atau menikmati benda itu.
6. Teori Perimbangan
Teori obyektif memandang keindahan sebagai suatu kualitas dari benda-benda. Kualitas bagaimana yang menyebabkan sesuatu benda disebut indah telah dijawab oleh bangsa Yunani Kuno dengan teori perimbangan yang bertahan sejak abab 5 sebelum Masehi sampai abad ke-17 di Eropa. Sebagai contoh bangunan arsitektur Yunani Kuno yang berupa banyak tiang besar.
Teori obyektif memandang keindahan sebagai suatu kualitas dari benda-benda. Kualitas bagaimana yang menyebabkan sesuatu benda disebut indah telah dijawab oleh bangsa Yunani Kuno dengan teori perimbangan yang bertahan sejak abab 5 sebelum Masehi sampai abad ke-17 di Eropa. Sebagai contoh bangunan arsitektur Yunani Kuno yang berupa banyak tiang besar.
Keserasian
Keserasian
merupakan keharmonisan, kesepadanan, keselarasan, dan kecocokan. Pengertian
keserasian adalah cocok dalam segala hal. Keserasian juga dapat diartikan kemampuan
menata sesuatu yang dapat dinikmati orang lain karena indah. Dalam hal ini, keindahan
merupakan suatu kumpulan hubungan yang serasi pada suatu benda dan diantara
benda itu dengan si pengamat.
Contoh dari keserasian
antara lain, kemampuan menata dekorasi dalam rumah, rias pengantin, cara
berpakaian, ataupun taman dengan aneka warna bunga. Dalam penataan itu terdapat
keterpaduan beberapa kualitas, yaitu ukuran, warna, tata letak, susunan, macam
bahan dalam satu komposisi yang cocok, sesuai dan pantas. Oleh karena itu,
dapat dinyatakan bahwa keserasian pada dasarnya adalah sejumlah kualitas yang
terdapat pada suatu penataan.
Selain dari segi
keindahan, keserasian merupakan kondisi yang menggambarkan terpadunya unsur-unsur
yang terlibat dalam kehidupan bersama. Seperti kita ketahui, alam semesta
terdiri atas makhluk hidup dan makhluk tak hidup. Keserasian merupakan gambaran
suasana yang tertib, teratur, aman, damai, dan tentram lahir batin. Baik dalam
kehidupan secara individu, keluarga, masyarakat, maupun berbangsa dan
bernegara. Keserasian terwujud apabila masing-masing individu melaksanakan
tugas, fungsi, hak, dan kewajibannya dengan penuh tanggung jawab. Baik dalam
beragama, berkebudayaan, dan sebagainya.
No comments:
Post a Comment