Materi
yang dijelaskan pada kuliah umum pada hari Kamis tanggal 19 Juni 2014 adalah
mengenai “Social Network Analysis”.
Narasumber yang menjelaskan materi tersebut adalah Dr. Emirul Bahar, ACSI. dari
Universitas Gunadarma dan Ir. Agung Usadi, MSc. yaitu direktur pemasaran dari
PT. INUKI (Industri Nuklir Indonesia). Kuliah umum tersebut diadakan di Auditorium
Kampus D Universitas Gunadarma.
Sejarah SNA
Ringkasan
perkembangan jaringan sosial dan analisis jaringan sosial telah ditulis oleh
Linton Freeman. Prekursor jaringan sosial di akhir 1800-an termasuk Émile
Durkheim dan Ferdinand Tönnies. Tönnies berpendapat bahwa kelompok-kelompok
sosial dapat eksis sebagai ikatan sosial pribadi dan langsung yang baik
perseorangan link yang berbagi nilai-nilai dan kepercayaan (gemeinschaft)
atau hubungan sosial impersonal, formal, dan instrumental (gesellschaft).
Durkheim memberikan penjelasan non-individualistis fakta sosial berargumen
bahwa fenomena sosial muncul ketika individu berinteraksi merupakan suatu
realitas yang tidak bisa lagi dipertanggungjawabkan dalam hal sifat-sifat
pelaku individu. Ia membedakan antara masyarakat tradisional - "solidaritas
mekanik" - yang berlaku jika perbedaan individual diminimalkan, dan
masyarakat modern - "solidaritas organik" - yang berkembang dari
kerjasama antara individu dibedakan dengan peran independen.
Georg Simmel, menulis pada pergantian abad
kedua puluh, adalah sarjana pertama yang berpikir langsung dalam hal jaringan
sosial. Esainya menunjuk sifat ukuran jaringan pada interaksi dan kemungkinan
interaksi dalam bercabang, jaringan longgar-merajut daripada kelompok (Simmel,
1908/1971). Setelah hiatus dalam dekade-dekade pertama abad kedua puluh, tiga
tradisi utama dalam jaringan sosial muncul. Pada 1930, JL Moreno memelopori
pencatatan sistematis dan analisis interaksi sosial dalam kelompok kecil,
terutama ruang kelas dan kelompok kerja (sosiometri), sementara kelompok
Harvard yang dipimpin oleh W. Lloyd Warner dan Elton Mayo dieksplorasi hubungan
interpersonal di tempat kerja. Pada awal mulanya social network telah
menjadi perhatian para sosiolog dan antropolog Jerman di sekitar tahun 1930-an.
Penelitian yang menghasilkan teori social network tersebut dilakukan
pada jaman peperangan, ada dua orang prajurit diminta untuk menyampaikan
informasi kepada warga sekitar untuk berhati-hati terhadapan serangan musuh.
Hasilnya dua prajurit tadi memberikan
informasi yang berbeda. Dari situlah, teori social network muncul dengan
pemikiran bagaimana informasi dapat sampai kepada banyak orang dengan maksud
yang sama.
Definisi dan
Penjelasan Singkat
Social
network analysis merupakan gambaran hubungan interaksi antara aktor dengan
aktor lainnya dalam suatu perusahaan. Interaksi tersebut dapat menjadi berbeda
tergantung bagaimana kita memandangnya dan hasil yang ingin didapatkan. Dari
satu objek, kita bisa mendapatkan banyak sekali jenis social network. Social
network di pekerjaan misalnya. Bentuk social network yang
dihasilkan karena kebutuhan penyelesaian pekerjaan akan berbeda dengan social
network yang dihasilkan dari penyebaran berita. Perbedaaan ini terjadi
karena alasan sederhana. Kita
cenderung memilih dengan siapa akan berinteraksi. Rekan kerja yang kita
butuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan bisa saja berbeda dengan rekan kerja
yang kita anggap sahabat dan nyaman untuk bercerita. Begitupun ketika kita
ingin bertanya hal teknis, diskusi ide, menyelesaikan tugas yang tertentu
atau sharing pengetahuan. Kita suka atau tidak suka, telah
mengidentifikasi dan memilih dengan siapa akan berinteraksi dan untuk urusan
apa.
Network dalam Perspektif Social Network Analysis
Network
didefinisikan sebagai sekumpulan actors/nodes yang
dihubungkan oleh ties/links. Actors/nodes adalah kita,
individu yang terlibat dalam sebuah network dan ties/links adalah
hubungan dan interaksi yang terjadi antara kita dengan individu lainnya dalam
sebuah network (jaringan). Nodes juga dapat
berupa departemen atau organisasi lain. Tergantung bagaimana kita hendak
melakukan analisis. Ties (hubungan) juga berbeda-beda
tergantung tujuan dan kebutuhan. Bisa berupa tugas, saran, keahlian, informasi
strategis, prosedur, hingga kedekatan emosional (pertemanan atau percintaan).
Social
Network Analysis (SNA) berpendapat bahwa hubungan antar nodes sesuatu
yang penting. Fokus SNA untuk mengetahui actors/nodes yang
terlibat dan bagaimana hubungan terjadi. Dengan siapa aktor terhubung, seberapa
kuat hubungan terjadi, seperti apa hubungan terjadi, apakah hubungan terjadi
satu arah atau dua arah, bagamana hubungan difasilitasi, melalui media apa
hubungan terjadi hingga ke aplikasi lainnya seperti siapa yang memiliki
hubungan (ties) paling banyak, siapa yang terisolasi dalam network,
bagaimana jarak (gap) dan rentang (length) antar
masing-masing nodes, dimana terjadi bottleneck, siapa
yang menjadi key player dan sebagainya.
Diagram Koneksi
Dalam
menentukan individu (node) yang paling penting, berperan dan berpengaruh
di dalam jaringan, kita bisa menggunakan analisis SNA ini untuk mengukur hal
tersebut. Pengukuran tersebut digambarkan dalam diagaram sebagai berikut:
1. Degree centrality:
jumlah koneksi yang dimiliki sebuah node.
2. Closeness
centrality: jarak rata-rata antara node dengan semua node
yang lain di jaringan. Semakin dekat, semakin terhubung orang tersebut dengan
lainnya.
3. Betweenness
centrality: ukuran ini
memperlihatkan peran sebuah node menjadi bottleneck. Semakin banyak jalan yang harus melewati
persimpangan itu (misal tidak ada jalan alternatif), maka semakin penting arti
persimpangan tersebut.
4. Eigenvector
centrality: ukuran ini memberikan bobot yang lebih tinggi pada node
yang terhubung dengan node yang juga memiliki keterhubungan tinggi.
5. Page rank: ukuran ini
digunakan untuk menentukan kualitas suatu page.
Penerapan SNA pada
Organisasi atau Perusahaan
SNA
memungkinkan organisasi memahami bagaimana hubungan sosial terjadi di area
pekerjaan. Dengan pemahaman yang lebih baik terhadap hubungan tersebut, serta
aliran pengetahuan yang dapat diukur, dimonitor, dan dievaluasi, organisasi
dapat menemukan cara yang lebih efektif untuk menjalankan peranannya. Berikut ini
adalah tiga manfaat SNA bagi organisasi:
1. “Organizational x-ray” dari struktur formal organisasi.
Struktur formal berupa kotak dan garis tidak selalu menggambarkan bagaimana
pekerjaan diselesaikan. SNA memberikan gambaran jelas apa dan bagaimana
pekerjaan dilakukan.
2. Mengetahui individu yang berperan penting di
organisasi. Pemimpin formal seringkali bukan pemimpin “de jure”. Dengan
mengetahui siapa key player, organisasi dapat memberikan fokus yang
lebih dan memaksimalkan potensinya.
3. Mengetahui best
practice dalam membangun network organisasi yang
rekat, sehat dan kompak. Network lintas pekerjaan seringkali
terpisah oleh fungsi dan hirarki organisasi. Efisiensi dan efektivitas network dapat
meningkatkan kinerja secara signifikan.
Sumber tambahan:
this is really nice to read..informative post is very good to read..thanks a lot! best smm panel
ReplyDelete