Friday, October 26, 2012

Manusia dan Penderitaan



Penderitaan
            Penderitaan berasal dari kata  derita yang artinya menahan, menanggung, atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir atau batin, bisa juga lahir dan batin. Penderitaan termasuk realitas manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat, ada yang ringan. Suatu peristiwa  yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
            Penderitaan yang dialami oleh manusia sudah merupakan “resiko” hidup.
Tuhan memberikan kesenangan dan kebahagiaan kepada semua umatnya, namun Tuhan memberikan penderitaan dan kesedihan kepada umatnya yang terkadang bermakna agar manusia tersebut sadar untuk tidak memalingkan dari-Nya. Bagi manusia yang imannya kuat, maka ia akan cepat menyadarkan dirinya untuk segera bertobat kepada-Nya, menerima musibah tersebut, berfikiran positif, serta selalu berdoa. Allah pun selalu menguji seseorang sesuai dengan kemampuannya.
            Dalam segi Islam, penderitaan tidak selalu mempunyai pandangan buruk. Dalam arti, jika seseorang mampu menjalaninya dengan ikhlas, sabar, dan tawakal, ia akan mendapatkan kebaikan. Yaitu pahala, ampunan, dan kualitas diri yang meningkat.
Penderitaan datangnya dari Allah, tetapi diberikan melalui perantara-perantara. Diantaranya melalui manusia, penyakit, dan lain-lain. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
Penderitaan ini karena perbuatan manusia yang dapat terjadi dalam hubungan manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Yang didasari oleh rasa iri, dengki, sakit hati, serta alasan lain. Contoh dari perbuatan buruk antar sesama manusia maka manusia lain menjadi menderita, misalnya pembantu rumah tangga yang disiksa oleh majikannya.

2. Penderitaan yang timbul karena penyakit
Terdapat contoh kasus dalam hal ini. Seorang anak kecil buta sejak saat lahir, diasuh dengan oleh kedua orang tuanya. Ia disekolahkan, kecerdasaannya sangat luar biasa. Walau ia tidak bisa melihat dengan matanya namun ia bisa melihat dengan mata hatinya yang terang benderang. Karena kecerdasannya pun, ia memperoleh pendidikan sampai di Universitas dan akhirnya memperoleh gelar Doktor di Universitas Dsarbone Perancis. Dia alah Prof. Dr. Thaha Husen, Guru besar Universitas di Kairo, Mesir.

Seseorang yang sedang mengalami penderitaan mungkin saja akan mendapat pengaruh dalam bentuk sikap yang positif atau negatif. Sikap positif yaitu sikap yang selalu optimis mengatasi penderitaan hidupnya, bahwa hidup itu bukan selalu dengan penderitaan melainkan hidup itu sebuah  perjuangan membebaskan diri dari sebuah penderitaan. Dan penderitaan itu merupakan bagian dari hidup seseorang. Sikap negatif misalnya karena seseorang merasa dirinya tidak bahagia dan merasa kecewa berat, putus asa, dan mau bunuh diri. Sikap negatif yang seperti ini harus dijauhkan karena akan berdampak buruk bagi orang tersebut. Maka dari itu kita sebagai manusia harus bersikap ikhlas, sabar, tawakal, berfikiran positif, dan selalu optimis dalam menjalani hidup ini. Karena dibalik penderitaan pasti ada kebahagiaan.


Siksaan
            Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbulah penderitaan. Maka dari itu, siksaan merupakan suatu penderitaan. Siksaan juga merupakan segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, sadisme, pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik.
Siksaan fisik dapat berupa pembunuhan, pemerkosaan, pencurian, perampokan, dan lain-lain. Siksaan tersebut berasal dari luar. Sementara itu, siksaan yang bersifat psikologis bisa berupa kebimbangan, kesepian, ketakutan, dan lain-lain. Siksaan tersebut berasal dari dalam diri kita sendiri sebagai bentuk reaksi. Namun, siksaan yang bersifat psikologis cenderung bersifat lama tersimpan di dalam diri, sedangkan siksaan fisik terjadi sesaat saja. Berikut adalah penjelasan tentang beberapa contoh siksaan yang bersifat psikologis:
           
1. Kebimbangan dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil. Contohnya pada saat seseorang menentukan pilihan apakah ia pergi atau tidak. Akibat dari kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang tak menentu, sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya.
2. Kesepian yang dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau juga bisa jiwanya terasa sepi walaupun ia dalam keadaan lingkungan yang ramai. Kesepian juga merupakan salah satu wujud dari siksaan yang dapat dialami oleh seseorang.
3. Ketakutan yaitu bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Rasa takut yang berlebihan bisa disebut juga dengan phobia. Para ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan. Kebanyakan ahli setuju bahwa tekanan dan ketegangan disebabkan karena si penderita hidup dalam keadaan ketakutan terus menerus.

Siksaan juga dapat digunakan sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Selain itu, bisa juga sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah. Sepanjang sejarah, siksaan telah juga digunakan sebagai cara untuk memaksakan pindah agama atau cuci otak politik.


Kekalutan Mental
            Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar. Gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, dan nyeri pada lambung, serta yang nampak pada kejiwaannya adalah rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, dan mudah marah. Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah:
1.      Gangguan kejiwaan terlihat dalam kehidupan sehari-harinya baik jasmani maupun rohani
2.      Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif
3.      Kekalutan merupakan titik patah dan yang bersangkutan mengalami gangguan

Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental dapat disebutkan antara lain sebagai berikut:
1.      Kepribadian yang lemah
2.     
Terjadinya konflik sosial budaya
3.      Cara pematangan batin
4.      Tidak beragama/lemah iman
5.      Terlalu mengejar materi

Proses-proses kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya kearah:
1.      Positif, trauma yang dialami dapat dilewati dengan baik untuk tetap optimis menjalani hidup
2.      Negatif, trauma yang dialami berlarut-larut sehingga dia mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan

Bentuk frustasi antara lain:
- Agresi (kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadi hypertensi atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya)
- Regresi (kembali pada pola perilaku yang primitive atau kekanak-kanakan)
- Fiksasi (peletakan pembatasan pada satu pola yang sama, misalnya dengan membisu)
- Proyeksi (usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negatif kepada orang lain)
- Identifikasi (menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imajinasinya)
- Narsisme (rasa mencintai diri sendiri yang berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior dari pada orang lain)
- Autisme (menutup diri secara total dari dunia nyata, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang sinting)

Terdapat cara-cara untuk menghindari kekalutan mental (frustasi). Akhir-akhir ini hampir setiap orang mengeluhkan keadaan ekonomi seperti, pasaran sepi, usaha macet, sulit mencari pekerjaan, dan bila kita masih bersabar mendengarnya, akan lebih banyak lagi yang akan kita dengar. Tetapi ada sesuatu yang harus kita lakukan agar terhindar dari frustasi bila kita berada ditengah situasi ini. Ada 7 cara yang dapat dilakukan agar kita tidak selalu melihat sesuatu pada satu sisi saja, yaitu:

•    Sikap optimis merupakan pilihan, bukan bawaan dari lahir. Katakan pada diri sendiri bahwa kita mempunyai kebebasan untuk memandang setiap situasi negatif dan mengambil sikap negatif atau positif. Bila kita katakan pada diri sendiri. Jangan Cemas! Maka hati kita akan lebih tenang.
•    Manusia adalah mahluk yang mempunyai akal budi yang berarti kita bisa belajar, dapat menyusun rencana dan menentukan tujuan. Bila tidak seluruh tujuan dapat tercapai, setidaknya sebagian dari tujuan dapat terselesaikan.
•    Bersikap tenang, rileks, sambil berpikir menyusun strategi. Di saat sulit, jangan mengambil tindakan untuk sesuatu yang tidak bisa diubah, keputusan yang diambil terburu-buru dan tindakan cepat tanpa berpikir panjang akan menambah masalah.
•    Belajar bereaksi secara positif, karena pemikiran positif menghasilkan sesuatu yang positif pula. Pikiran negatif aka nselalu membawa hasil negatif.
•    Kita tidak dapat mencegah terjadinya perubahan, jadi bila suatu saat kita kehilangan sesuatu yang kita miliki, kita harus tetap bersyukur dan optimis karena keadaan pada hari esok pasti tidak akan sama dengan hari ini.
•    Mulai dengan tindakan kecil tetapi pemikiran besar. Hal-hal kecil yang dikerjakan dengan baik jauh lebih bermanfaat dibanding cita-cita besar yang hanya impian. Jangan mencoba mencapai tujuan besar hanya dalam waktu semalam.
•    Ambil langkah-langkah kecil dan maju sambil terus memperhatikan tujuan akhir yang ingin dicapai agar kita tidak kehilangan arah.
•    Percaya bahwa hidup dan dunia ini penuh kemungkinan. Kita bisa memperbaiki masa depan bila kita menentukan tujuan dengan dengan jelas. Manfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan tersebut, dan bekerjalah lebih keras dibanding sebelumnya.