Saturday, October 13, 2012

Manusia dan Kebudayaan



Kepribadian Bangsa Timur
            Bangsa timur adalah bangsa yang terdapat di benua Asia.  Bangsa timur mempunyai berbagai ciri identik. Sebagian besar berambut hitam dan berkulit sawo matang. Bangsa timur pun mempunyai kepribadian yang menarik dalam lingkungannya. Pada umumnya, bangsa timur mempunyai sifat toleransi yang tinggi, sikap ramah tamah, dan suka bergotong royong. Selain itu, kepribadian yang membedakan bangsa timur dengan bangsa barat adalah bangsa timur menjunjung nilai kesopanan yang lebih tinggi dibandingkan bangsa barat. Serta bangsa timur dikenal lebih agamis.
            Pada kesehariannya, bangsa timur lebih sopan dalam berpakaian. Dikarenakan sebagian besar bangsa timur memeluk agama islam, yang memiliki adab dalam berpakaian. Namun kepribadian dalam berpakaian sopan mulailah pudar. Dikarenakan pada zaman sekarang, bangsa timur banyak meniru kepribadian bangsa barat. Dengan begitu bangsa timur menjadi sulit dibedakan dengan bangsa barat.
Sebagai bangsa timur, kita harus tetap menjunjung tinggi nilai-nilai budaya yang memang telah menjadi ciri khas kita. Sebenarnya bisa kita pikirkan sendiri, mana budaya yang lebih baik dan banyak memberikan manfaat. Bukan berarti kita tidak boleh mengikuti bangsa barat, tetapi kita harus tetap berfikir cerdas dalam menyaring budaya yang masuk. Sehingga kita bisa mempertahankan kepribadian bangsa timur, jika memang budaya bangsa timur lebih baik. Namun jika tidak lebih baik, mengapa tidak kalau kita mengikuti budaya yang lebih baik.

Pengertian Kebudayaan
            Menurut E.B Taylor (1987), kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adapt istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat. Namun secara umum, budaya adalah bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia.
Manusia adalah makhluk yang berbudaya. Banyak hal yang dapat membuktikannya. Misalnya, umat islam yang mengadakan takbiran pada malam sebelum hari raya idul fitri. Selain itu, banyak pula budaya lama yang sampai sekarang masih tetap dilakukan karena kepercayaan kepada nenek moyang. Dengan begitu, manusia bangsa manapun pasti berbudaya.
Terdapat firman Allah dalam Al-Quran surah Al-Mujadalah ayat 11: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya siang dan malam  merupakan tanda bagi orang-orang yang berfikir. Yaitu orang-orang yang mengingat Allah dengan cara berdiri, duduk ataupun berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi, maka mereka berkata, ya Tuhan kami, tidaklah Kau menciptkan semua ini dengan sia-sia, maha suci Engkau, maka lindungilah kami dari api neraka”.
Berdasarkan ayat diatas, dapat disimpulkan dengan jelas bahwa manusia itu berbudaya. Karena ayat diatas meliputi pengetahuan tentang penciptaan langit dan bumi dengan cara berfikir dan kepercayaan terhadap ciptaan yang tidak sia-sia. Maka dari itu, alangkah baiknya jika kita selalu berusaha memperbaiki diri kita sebagai mahluk yang berbudaya dan terus bersemangat mengembangkan budaya yang dipandang benar oleh syariat islam.

Unsur-Unsur Kebudayaan
1. Sistem Bahasa, yaitu suatu sistem lambang bunyi secara arbitrer yang berupa ucapan manusia yang digunakan untuk berinteraksi
2. Sistem Pengetahuan, yaitu hal-hal yang diketahui manusia yang bersumber dari apa saja
3. Organisasi sosial, yaitu sistem yang mengatur semua aspek kehidupan masyarakat
4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi, yaitu sistem yang mencakup cara-cara manusia menggunakan dan memelihara alat-alat yang digunakan dalam kehidupan
5. Sistem Mata Pencarian Hidup, yaitu aktivitas masyarakat dalam memenuhi segala kebutuhan hidup
6. Kesenian, yaitu suatu sistem keindahan yang memiliki nilai dan makna bagi suatu kebudayaan
7. Sistem Religi, yaitu rangkaian kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keyakinan mempercayai sesuatu yang belum pernah dilihat

Wujud Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Gagasan (Wujud Ideal). Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya. Sifatnya abstrak, tidak dapat diraba. Letaknya didalam alam pikiran manusia. Sekarang kebudayaan ideal ini banyak tersimpan dalam arsip kartu komputer, pita komputer, dan sebagainya. Ide-ide dan gagasan manusia ini banyak yang hidup dalam masyarakat dan memberi jiwa kepada masyarakat. Gagasan-gagasan itu tidak terlepas satu sama lain melainkan saling berkaitan menjadi suatu sistem, disebut sistem budaya atau cultural, yang dalam bahasa Indonesia disebut adat istiadat.
2. Aktivitas (Tindakan). Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
3. Artefak (Karya). Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.

Sedangkan menurut Prof. Dr. Koentjoroningrat, wujud kebudayaan juga dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Wujud kebudayaan sebagai kompleks dari  ide-de, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia

Orientasi Nilai Budaya
Kebudayaan merupakan jalan atau arah didalam bertindak dan berfikir untuk memenuhi kebutuhan hidup baik jasmani maupun rohani. Kebudayaan bersifat diturunkan dan berbeda-beda antar bangsa maupun agama. Definisi kebudayaan menurut para ahli:
1. Edward B. Taylor
Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat.
2. M. Jacobs dan B.J. Stern
Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi sosial, ideologi, religi, dan kesenian
 serta benda, yang kesemuanya merupakan warisan sosial.
3. Koentjaraningrat
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia.
4. Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.

Orientasi Human Nature
Pada orientasi ini, menunjuk pada karakter yang membawa atau menunjukan sifat manusia sebagai pandangan baik atau buruknya suatu pembawaan. Selain itu, manusia juga dipandang dapat merubah atau tidak dapat dirubah. Ada enam solusi potensial pada masalah ini, yaitu :
1. Manusia yang jahat tetapi dapat merubah
2. Manusia itu jahat tapi tidak dapat dirubah
3. Manusia adalah netral yang respek pada baik dan jahat
4. Manusia adalah campuran baik dan jahat
5. Manusia itu baik tapi dapat berubah
6. Manusia itu baik dan tidak dapat berubah

Orientasi Nature/Alam-Person
Terdapat 3 tipe, yaitu:
1. Menguasai alam: orientasi ini melihat bahwa semua kekuatan alam dapat mengatasi masalah
2. Harmoni dengan alam: orientasi ini bahwa disini tidak ada perbedaan antara kehidupan manusia dengan alam supernatural
3. Penaklukan terhadap alam yang unggul di negara seperti Spanish Amerika, yaitu kita percaya bahwa tidak ada sesuatu yang dapat dikerjakan untuk mengontrol alam, jika ada ancaman tidak sesuatupun yang dapat terlepas dari bahaya


Orientasi Waktu
Merupakan orientasi pada tiga masa yaitu:
1. Waktu masa lalu adalah unggul dalam budaya dalam penempatan nilai yang tinggi pada tradisi di masa lalu
2. Orientasi masa sekarang yaitu dimana orang-orang memberi perhatian yang relatif kecil pada apa yang dikerjakan pada masa lalu dan pada apa yang akan terjadi masa depan
3. Orientasi masa depan dimana memiliki nilai tinggi

Orientasi Aktivitas
Aktivitas manusia dapat dilihat dalam tiga cara yaitu:
1. Doing, orientasi ini melibatkan pada tipe aktivitas yang hasilnya tampak pada eksternal individu yang diukur dengan sesuatu
2.
Being adalah merupakan lawan dari orientasi doing
3. Becoming merupakan integrasi keseluruhan pada perkembangan diri

Orientasi Relational
Menurut Kluckhon dan Strodbeck memisahkan tiga cara untuk mengartikan hubungan dengan orang lain yaitu:
1. Individualism
Orientasi ini ditandai dengan otonomi individu dengan kata lain individu adalah unik dan sebagai entitas tersendiri. Prioritas tujuan dan sasarannya adalah memprioritaskan pada individu daripada kelompok. Contoh negara yang seperti ini adalah Amerika Serikat
2. Orientasi Langsung atau Lineality
Orientasi ini memfokuskan pada kelompok dengan tujuan kelompok adalah lebih utama. Menurut Kluckhon dan Strodbeck kontinyuitas dari kelompok adalah melalui waktu. Individu-individu adalah penting hanya untuk anggota kelompok tersebut. Contohnya beberapa negara aristokrasi di Eropa.
3. Collaterality
Orientasi ini memfokuskan pada kelompok tetapi bukan perluasan kelompok melalui waktu. Agaknya fokus pada perluasan kelompok secara lateral/ ke samping (anggota kelompok dari individu yang paling dekat dalam waktu dan tempat). Tujuan dari kelompok untuk kepentingan individu. Pada kenyataannya orang-orang tidak mempertimbangkannya kecuali sebagai lawan anggota kelompok.
Contoh identifikasi orang jepang dengan perusahaannya dimana ia bekerja atau universitas dimana dia belajar.

Perubahan Kebudayaan
Perubahan kebudayaan adalah suatu kondisi dimana suatu budaya yang biasa yang digunakan atau diturunkan berubah. Hal tersebut terjadi jika terdapat budaya baru yang mempengaruhinya. Jika budaya baru tersebut diterima oleh masyarakat, maka akan terjadi perubahan kebudayaan. Berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya sesuatu unsur kebudayaan baru atau asing dalam suatu masyarakat, yaitu:
1. Masyarakat tersebut terbiasa mempunyai hubungan/kontak kebudayaan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut, yang mempunyai kebudayaan yang berbeda. Sebuah masyarakat yang terbuka bagi hubungan-hubungan dengan orang yang beraneka ragam kebudayaannya, cenderung menghasilkan warga masyarakat yang bersikap terbuka terhadap unsur-unsur kebudayaan asing. Sikap mudah menerima kebudayaan asing lebih-lebih lagi nampak menonjol kalau masyarakat tersebut menekankan pada ide bahwa kemajuan dapat dicapai dengan adanya sesuatu yang baru, yaitu baik yang datang dan berasal dari dalam masyarakat itu sendiri, maupun yang berasal dari kebudayaan yang datang dari luar.
2. Pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam kebudayaan tersebut ditentukan oleh nilai-nilai yang bersumber pada ajaran agama, ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang ada dalam masyarakat tersebut, maka penerimaan unsur-unsur kebudayaan yang baru atau asing selalu mengalami kelambatan karena harus disensor dulu oleh berbagai ukuran yang berlandaskan pada ajaran agama yang berlaku. Dengan demikian, suatu unsur kebudayaan baru akan dapat diterima jika unsur kebudayaan yang baru tersebut tidak bertentangan dengan ajaran agama yang berlaku, dan karenanya tidak akan merusak pranata-pranata yang sudah ada.
3. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan unsur kebudayaan baru. Suatu struktur sosial yang didasarkan atas sistem otoriter akan sukar untuk dapat menerima suatu unsur kebudayaan baru, kecuali kalau unsur kebudayaan baru tadi secara langsung atau tidak langsung dirasakan oleh rezim yang berkuasa sebagai sesuatu yang menguntungkan mereka.
4. Suatu unsur kebudayaan baru dengan lebih mudah diterima oleh suatu masyarakat kalau sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut. Di pedesaan di pulau Jawa, adanya sepeda sebagai alat pengangkut dapat menjadi landasan memudahkan di terimanya sepeda motor di daerah pedesaan di Jawa dan memang dalam kenyataan demikian.
5. Sebuah unsur baru yang mempunyai skala kegiatan yang terbatas dan dapat dengan mudah dibuktikan kebenarannya oleh warga masyarakat yang bersangkutan, dibandingkan dengan sesuatu unsur kebudayaan yang mempunyai skala luas dan yang sukar secara konkrit dibuktikan kegunaannya. Contohnya adalah diterimanya radio transistor dengan mudah oleh warga masyarakat Indonesia, dan bahkan dari golongan berpenghasilan rendah merupakan benda yang biasa dipunyai.

Dari beberapa pokok pembicaraan yang dikemukakan di atas berkenaan dengan penerimaan unsur-unsur baru, dapat dikatakan bahwa inovasi bisa terdapat karena:
1) Inovasi tersebut bertentangan dengan pola-pola kebudayaan yang sudah ada
2) Kalau inovasi tersebut akan mengakibatkan perubahan pola-pola kebudayaan dan struktur sosial yang sudah ada dan menggantikannya dengan yang baru
3) Kalau inovasi tersebut bersifat mendasar berkenaan dengan pandangan hidup atau nilai yang ada dalam masyarakat bersangkutan: misalnya “free lover” untuk masyarakat Indonesia akan ditentang kalau harus diterima sebagai suatu cara hidup
4) Disamping itu bila inovasi itu dianggap terlalu mahal biayanya juga akan terhambat dalam penciptaannya maupun dalam penyebaran atau difusinya, terkecuali kalau oleh kelompok yang digolongkan sebagai “vested interests” inovasi tersebut dianggap menguntungkan maka inovasi akan diterima.

Penerimaan atas unsur baru atau inovasi dapat mengakibatkan terwujudnya berbagai kekacauan sosial sebelum inovasi tersebut diterima dengan mantap dan menjadi baku dalam tata kehidupan sosial yang berlaku dalam masyarakat. Kekacauan sosial tersebut biasanya dinamakan sebagai disorganisasi sosial (social disorganization). Dalam keadaan kekacauan sosial ini, aturan-aturan atau norma-norma lama sudah tidak berlaku lagi atau sebagian-sebagian masih berlaku sedangkan aturan-aturan atau norma-norma lama tersebut dalam mengatur kehidupan sosial warga masyarakat. Sehingga dalam tahap ini terdapat semacam kebingungan atau kekacauan dalam berbagai bidang kehidupan sosial. Bila unsur-unsur baru telah mantap diterima dan norma-norma atau aturan-aturan baru telah mantap menjadi pegangan dalam berbagai kegiatan sosial, maka dapatlah dikatakan bahwa masyarakat tersebut telah mencapai tingkat tertib sosial lagi. Tidak selamanya suatu penerimaan inovasi menimbulkan kekacauan sosial.

Sebab-Sebab Perubahan Sosial Budaya
              Perubahan sosial dan kebudayaan di masyarakat dapat terjadi karena adanya sebab-sebab yang berasal dari masyarakat sendiri atau yang berasal dari luar masyarakat.
a. Sebab-Sebab yang Berasal dari Dalam Masyarakat (Sebab Intern)
      1. Dinamika penduduk, yaitu pertambahan & penurunan jumlah penduduk.
Adanya penemuan-penemuan baru yang berkembang di masyarakat, baik penemuan yang bersifat baru (discovery) ataupun penemuan baru yang bersifat menyempurnakan dari bentuk penemuan lama (invention).
      2. Munculnya berbagai bentuk pertentangan (conflict) dalam masyarakat.
Terjadinya pemberontakan atau revolusi sehingga mampu menyulut terjadinya perubahan-perubahan besar. Misalnya, Revolusi Rusia (Oktober 1917) yang mampu menggulingkan pemerintahan kekaisaran dan mengubahnya menjadi sistem diktator proletariat yang dilandaskan pada doktrin Marxis. Revolusi tersebut menyebabkan perubahan yang mendasar, baik dari tatanan negara hingga tatanan dalam keluarga.



b. Sebab-Sebab yang Berasal dari Luar Masyarakat (Sebab Ekstern)
1. Adanya pengaruh bencana alam. Kondisi ini terkadang memaksa masyarakat suatu daerah untuk mengungsi meninggalkan tanah kelahirannya. Apabila masyarakat tersebut mendiami tempat tinggal yang baru, maka mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam dan lingkungan yang baru tersebut. Hal ini kemungkinan besar juga dapat memengaruhi perubahan pada struktur dan pola kelembagaannya.
2. Adanya peperangan, baik perang saudara maupun perang antarnegara dapat me-nyebabkan perubahan, karena pihak yang menang biasanya akan dapat memaksakan ideologi dan kebudayaannya kepada pihak yang kalah.
3. Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Bertemunya dua kebudayaan yang berbeda akan menghasilkan perubahan. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat diterima tanpa paksaan, maka disebut demonstration effect. Jika pengaruh suatu kebudayaan saling menolak, maka disebut cultural animosity. Jika suatu kebudayaan mempunyai taraf yang lebih tinggi dari kebudayaan lain, maka akan muncul proses imitasi yang lambat laun unsur-unsur kebudayaan asli dapat bergeser atau diganti oleh unsur-unsur kebudayaan baru tersebut.

No comments:

Post a Comment