Wednesday, June 25, 2014

Social Network Analysis (SNA)

Materi yang dijelaskan pada kuliah umum pada hari Kamis tanggal 19 Juni 2014 adalah mengenai  “Social Network Analysis”. Narasumber yang menjelaskan materi tersebut adalah Dr. Emirul Bahar, ACSI. dari Universitas Gunadarma dan Ir. Agung Usadi, MSc. yaitu direktur pemasaran dari PT. INUKI (Industri Nuklir Indonesia). Kuliah umum tersebut diadakan di Auditorium Kampus D Universitas Gunadarma.

Sejarah SNA
Ringkasan perkembangan jaringan sosial dan analisis jaringan sosial telah ditulis oleh Linton Freeman. Prekursor jaringan sosial di akhir 1800-an termasuk Émile Durkheim dan Ferdinand Tönnies. Tönnies berpendapat bahwa kelompok-kelompok sosial dapat eksis sebagai ikatan sosial pribadi dan langsung yang baik perseorangan link yang berbagi nilai-nilai dan kepercayaan (gemeinschaft) atau hubungan sosial impersonal, formal, dan instrumental (gesellschaft). Durkheim memberikan penjelasan non-individualistis fakta sosial berargumen bahwa fenomena sosial muncul ketika individu berinteraksi merupakan suatu realitas yang tidak bisa lagi dipertanggungjawabkan dalam hal sifat-sifat pelaku individu. Ia membedakan antara masyarakat tradisional - "solidaritas mekanik" - yang berlaku jika perbedaan individual diminimalkan, dan masyarakat modern - "solidaritas organik" - yang berkembang dari kerjasama antara individu dibedakan dengan peran independen.
Georg Simmel, menulis pada pergantian abad kedua puluh, adalah sarjana pertama yang berpikir langsung dalam hal jaringan sosial. Esainya menunjuk sifat ukuran jaringan pada interaksi dan kemungkinan interaksi dalam bercabang, jaringan longgar-merajut daripada kelompok (Simmel, 1908/1971). Setelah hiatus dalam dekade-dekade pertama abad kedua puluh, tiga tradisi utama dalam jaringan sosial muncul. Pada 1930, JL Moreno memelopori pencatatan sistematis dan analisis interaksi sosial dalam kelompok kecil, terutama ruang kelas dan kelompok kerja (sosiometri), sementara kelompok Harvard yang dipimpin oleh W. Lloyd Warner dan Elton Mayo dieksplorasi hubungan interpersonal di tempat kerja. Pada awal mulanya social network telah menjadi perhatian para sosiolog dan antropolog Jerman di sekitar tahun 1930-an. Penelitian yang menghasilkan teori social network tersebut dilakukan pada jaman peperangan, ada dua orang prajurit diminta untuk menyampaikan informasi kepada warga sekitar untuk berhati-hati terhadapan serangan musuh. Hasilnya dua prajurit tadi memberikan  informasi yang berbeda. Dari situlah, teori social network muncul dengan pemikiran bagaimana informasi dapat sampai kepada banyak orang dengan maksud yang sama.

Definisi dan Penjelasan Singkat

Social network analysis merupakan gambaran hubungan interaksi antara aktor dengan aktor lainnya dalam suatu perusahaan. Interaksi tersebut dapat menjadi berbeda tergantung bagaimana kita memandangnya dan hasil yang ingin didapatkan. Dari satu objek, kita bisa mendapatkan banyak sekali jenis social networkSocial network di pekerjaan misalnya. Bentuk social network yang dihasilkan karena kebutuhan penyelesaian pekerjaan akan berbeda dengan social network yang dihasilkan dari penyebaran berita. Perbedaaan ini terjadi karena alasan sederhana. Kita cenderung memilih dengan siapa akan berinteraksi. Rekan kerja yang kita butuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan bisa saja berbeda dengan rekan kerja yang kita anggap sahabat dan nyaman untuk bercerita. Begitupun ketika kita ingin bertanya hal teknis, diskusi ide, menyelesaikan tugas yang tertentu atau sharing pengetahuan. Kita suka atau tidak suka, telah mengidentifikasi dan memilih dengan siapa akan berinteraksi dan untuk urusan apa.

Network dalam Perspektif Social Network Analysis
Network didefinisikan sebagai sekumpulan actors/nodes yang dihubungkan oleh ties/links. Actors/nodes adalah kita, individu yang terlibat dalam sebuah network dan ties/links adalah hubungan dan interaksi yang terjadi antara kita dengan individu lainnya dalam sebuah network (jaringan). Nodes juga dapat berupa departemen atau organisasi lain. Tergantung bagaimana kita hendak melakukan analisis. Ties (hubungan) juga berbeda-beda tergantung tujuan dan kebutuhan. Bisa berupa tugas, saran, keahlian, informasi strategis, prosedur, hingga kedekatan emosional (pertemanan atau percintaan).
Social Network Analysis (SNA) berpendapat bahwa hubungan antar nodes sesuatu yang penting. Fokus SNA untuk mengetahui actors/nodes yang terlibat dan bagaimana hubungan terjadi. Dengan siapa aktor terhubung, seberapa kuat hubungan terjadi, seperti apa hubungan terjadi, apakah hubungan terjadi satu arah atau dua arah, bagamana hubungan difasilitasi, melalui media apa hubungan terjadi hingga ke aplikasi lainnya seperti siapa yang memiliki hubungan (ties) paling banyak, siapa yang terisolasi dalam network, bagaimana jarak (gap) dan rentang (length) antar masing-masing nodes, dimana terjadi bottleneck, siapa yang menjadi key player dan sebagainya.

Diagram Koneksi
Dalam menentukan individu (node) yang paling penting, berperan dan berpengaruh di dalam jaringan, kita bisa menggunakan analisis SNA ini untuk mengukur hal tersebut. Pengukuran tersebut digambarkan dalam diagaram sebagai berikut:
1. Degree centrality:  jumlah koneksi yang dimiliki sebuah node.
2. Closeness centrality: jarak rata-rata antara node dengan semua node yang lain di jaringan. Semakin dekat, semakin terhubung orang tersebut dengan lainnya.
3. Betweenness centrality:  ukuran ini memperlihatkan peran sebuah node menjadi bottleneck.  Semakin banyak jalan yang harus melewati persimpangan itu (misal tidak ada jalan alternatif), maka semakin penting arti persimpangan tersebut.
4. Eigenvector centrality: ukuran ini memberikan bobot yang lebih tinggi pada node yang terhubung dengan node yang juga memiliki keterhubungan tinggi.
5. Page rank:  ukuran  ini digunakan untuk menentukan kualitas suatu page.


Penerapan SNA pada Organisasi atau Perusahaan
SNA memungkinkan organisasi memahami bagaimana hubungan sosial terjadi di area pekerjaan. Dengan pemahaman yang lebih baik terhadap hubungan tersebut, serta aliran pengetahuan yang dapat diukur, dimonitor, dan dievaluasi, organisasi dapat menemukan cara yang lebih efektif untuk menjalankan peranannya. Berikut ini adalah tiga manfaat SNA bagi organisasi:
1.   Organizational x-ray” dari struktur formal organisasi. Struktur formal berupa kotak dan garis tidak selalu menggambarkan bagaimana pekerjaan diselesaikan. SNA memberikan gambaran jelas apa dan bagaimana pekerjaan dilakukan.
2.     Mengetahui individu yang berperan penting di organisasi. Pemimpin formal seringkali bukan pemimpin “de jure”. Dengan mengetahui siapa key player, organisasi dapat memberikan fokus yang lebih dan memaksimalkan potensinya.
3.   Mengetahui best practice dalam membangun network organisasi yang rekat, sehat dan kompak. Network lintas pekerjaan seringkali terpisah oleh fungsi dan hirarki organisasi. Efisiensi dan efektivitas network dapat meningkatkan kinerja secara signifikan.

Sumber tambahan:

1 comment:

  1. this is really nice to read..informative post is very good to read..thanks a lot! best smm panel

    ReplyDelete